Akhirnya, Ben merasa lega dan bisa tersenyum lagi. Ia pun memasukkan gigi perseneling, membuka kopling perlahan, dan mobil pun melaju.
Ben melirik wajah Briella yang tampak merona merah. Ia menggigit bibirnya sambil meremas-remas tangannya yang tadi Ben remas.
Pandangan mata mereka berserobok, lalu Briella langsung memalingkan wajahnya sambil mengulum senyum.
"Briella Sayang, kamu masih marah padaku?" tanya Ben dengan suara lembut.
"Hmmm, tidak juga. Aku tadi hanya kesal karena kamu menuduhku soal mantan, padahal aku tidak pernah berpacaran sebelumnya."
"Oh ya? Jadi, apa aku pacar pertamamu?" Briella mengangguk sambil menoleh pada Ben. "Dan aku juga adalah ciuman pertamamu?"
Briella terdiam sejenak sebelum akhirnya, ia menjawab, "Ya. Kamu adalah ciuman pertamaku."
"Aku tidak percaya. Kamu baru pertama kali berciuman, tapi kamu sudah tahu seperti caranya. Aku rasa kamu sangat pro melakukannya."