"Kue keberuntungan ya?"
"Ya. Kue itu terdapat tulisan berkat yang diselipkan di dalamnya. Kita bisa membantu Jihan untuk mengeprit kata-kata berkatnya. Pasti akan sangat menyenangkan. Apa kamu mau ikut? Sabtu ini kamu ada kuliah tidak?"
Briella melihat-lihat ponselnya sebentar dan kemudian tersenyum. "Sabtu ini aku kosong. Ayo kita membuat kue keberuntungan."
Ben pun ikut tersenyum mendengar Briella setuju untuk ikut membuat kue keberuntungan. Bahkan sebelum kuenya jadi, Ben sudah merasa beruntung karena memiliki Briella sebagai kekasihnya.
Mereka pun makan malam berdua di café itu; pasta seafood yang lezat. Ben hanya bisa memandangi Briella, membayangkan banyak hal.
Di balik wajahnya yang cantik dan terkadang ekspresinya yang keras, ternyata terdapat banyak kemelut dan segala permasalahan yang terjadi di dalam hidupnya. Semua orang bisa saja memasang wajah judes hanya untuk menutupi jika dirinya sedang sedih atau terluka.