Ben cukup terkejut mendengar sindiran Briella. Sepertinya wanita itu agak membenci Jihan, entah apa sebabnya. Bisa jadi karena balapan mereka waktu itu di café.
"Kan aku sudah memberitahumu kalau Jihan itu sudah ada yang punya."
"Lalu bagaimana jika aku juga sudah ada yang punya?" tantang Briella.
"Kamu kan milikku," sahut Ben tanpa panjang akal.
Ben menggigit bibirnya karena menyesal telah berkata seperti itu pada Briella. Seharusnya ia menjaga perkataannya. Namun, Ben harus memaksa Briella untuk mau pura-pura menjadi kekasihnya.
"Ingat ya, El. Pokoknya kita pura-pura berpacaran. Mau tidak mau, kamu harus setuju. Mulai besok, aku akan menjemput ke rumahmu. Lalu kita akan bermesraan di kampus. Kamu tidak boleh menolakku atau bersikap kasar padaku. Kamu harus menuruti semua perkataanku. Tenang saja, aku akan mentraktirmu makan setiap hari dan bersikap manis padamu. Percayalah, aku adalah pria yang sangat manis dan baik hati."
