Suara adzan magrib berkumandang. Kami bergantian untuk Wudhu. Bibir ingin mengatakan pada Ridho untuk mengimami sholat. Tapi nyatanya ia lebih dulu menghamparkan sajadah di kamarnya. Kamar di sebelahku. Aku pun melangkah ke kamar dan sholat sendirian.
Selesai sholat Ridho menemuiku di kamar. Ia duduk di atas ranjang. Jantungku berdegup kencang. Pikiranku tak menentu. Apa dia akan meminta haknya malam ini? Segera ku buang pikiran itu. Meyakinkan diri sendiri bahwa Ridho tak nafsu denganku.
"Mas mau pulang?" tanyaku
"Iya, tapi mas takut tinggalkan kamu sama Mbok Yem di sini , gimana kalau kamu ikut mas ke rumah Arini? Ia menatapku lurus ingin segera mendapat jawaban dariku.
"Ada Arini mas, juga besok aku kerja,"
"Kalau kerja, biar mas yang nganter kerja. Nggak tenang tinggalkan kamu di walau ada mbok Yem dan Pak Suryo di sini," ucapan Ridho membuatku galau bayangan Indra muncul, senyum seringai juga tatapan mesum membuatku begidik ngeri.