Pagi-pagi di rumah ribut, membuat mood sarapanku berantakan. Aku mengambil kotak bekal lalu mengisi lontong dan opor ayam. Tak lupa membawakan untuk Kinanti. Rencanaku setelah pulang kerja, aku ingin ketemu dengan letkol David. Mending di jagain David daripada Ridho yang membuat Arini cemburu. Setelah memasukan bekal di paperbag, aku ke atas memakai hijab dulu.
Bercermin sebentar memastikan jilbab ku rapi. Melangkah menuruni tangga. Ridho dan Arini tengah sarapan bersama. Mereka tampak akur saja. Bercerita tanpa ada beban, tapi kalau ada aku, bak anjing dan kucing
Apa yang kau sembunyikan dariku mas? Apa ini cuma perasaanku saja?
"Mas, aku berangkat dulu," pamit ku pada Ridho dan mencium tangannya.
Ridho gugup, dia langsung beranjak dari kursi. Dan menghampiriku.
"Eeh iya sayang, Mas anter ya," tawar Ridho.
"Nggak mas, aku udah panasin motor ko," Alasanku. Karena memang aku tak ingin dia mengantarku. Dalam hati berdoa semoga Indra tak mengangguku seperti kemaren.