Rutinitas pagi seperti biasanya. ingat peristiwa kemaren, Tatapan seringai Indra membuat bulu kuduk ku berdiri. Pagi ini ingin ada yang menemani. Sejenak berpikir Kinanti apa Ridho yang menjemputku? Putuskan menghubungi Kinanti.
"Halo Ki, udah berangkat belum?"
"Belum, mau bareng Rania?" tanya Kinanti.
"Iya Ki, aku jemput ya. Takut Indra mengangguku,"
"Oke, aku ke rumahmu." Kinanti kemudian mematikan telepon. Aku menunggu kedatangan Kinanti di teras. Sesekali melihat jam di tangan, saat ini udah jam tujuh lewat lima belas menit. Suara klakson terdengar di balik pintu gerbang. setengah berlari keluar gerbang. Ternyata memang Kinanti yang datang.
"Hai Kinanti, maaf merepotkan," sapaku merasa enak hati.
"Santai aja Rania," balas Kinanti . Mobil melaju menuju kantor, Sesekali netraku menoleh kebelakang takut Indra mengikuti. Aku menghembuskan napas pelan. Kenapa aku begini ya? Seandainya ada Roger di sini mungkin aku lebih bahagia. Segera ku usir pikiran itu.