"Perempuan cantik itu banyak, Intan. Kamu juga cantik." Arsya tersenyum.
Sekarang, dia merasa sudah bisa berkata-kata seperti itu pada Intan. Memang masih canggung. Hanya saja tidak secanggung awal-awal.
Dan Intan juga mulai terbiasa karena Intan berusaha membiasakan diri dengan beragam celetukkan Arsya. Intan menyadari kalau Arsya tidak jauh berbeda dengan kedua sahabatnya—Bayu dan Erik yang suka bercanda.
Jadi, daripada kegeeran. Menurut Intan, dia harus mulai membiasakannya.
"Mmm …." Intan tersenyum. "Terima kasih," katanya atas pujian dari Arsya.
"Tapi ini serius, Intan. Bukan hanya karena kamu adalah seorang perempuan. Tapi memang karena kamu cantik." Arsya menegaskan pujiannya pada Intan.
Intan tertawa. "Iya, terima kasih." Dia juga kembali mengulangi ucapan terima kasihnya.
"Sama-sama." Arsya tersenyum. Dia sangat senang melihat wajah Intan tang tertawa seperti sekarang.
Sebab kelihatannya lebih fresh.
