Chereads / The Little Touch / Chapter 23 - Mulai melawan

Chapter 23 - Mulai melawan

Nayla yang berada di dalam gendongan Alan terhenyak ia langsung menyurukkan wajahnya ke dada Alan yang mendarat di salah satu puing yang lebih tinggi dari lorong gelap tersebut.

"Ada apa sebenarnya? makhluk apalagi itu?" tanya Nayla menjulurkan wajahnya melihat ke bawahnya di mana ia hampir

saja diterkam oleh vampir.

"Entahlah, sepertinya mereka bukan hanya sebagai vampir. Melainkan sudah menjadi zombie. Mereka begitu cepat bermutasi, seakan-akan pengaruh teknologi dan darah vampir.

"Sebaiknya kita segera meninggalkan tempat ini. Hari sudah mulai siang, kamu juga belum makan. Nanti kita rundingkan lagi," balas Alan. 

Keduanya kembali mengendarai sepeda motor meninggalkan Kota Winging Dark. Sepanjang jalan mereka hanya melihat kehancuran di sana sini juga bercak darah.

Keheningan terjadi, "Baru kali ini aku merasakan seperti berada di pemakaman yang mengerikan," ucap Nayla memecahkan kesunyian.

"Entahlah, aku pun baru kali ini melihat werewolf. Sepanjang aku menjadi vampir, baru kali ini aku bertemu dengan musuh bebuyutan vampir. 

"Aku harap kita tidak menemui penyihir atau makhluk dari negeri anta beranta lain lagi," terang Alan.

Ia semangkin kencang mengendarai sepeda motornya seakan terbang melayang di jalanan. Sesampainya di rumah keluarga Thompson, keduanya melihat Gwendolyn, Agatha, Georgia, Andre, dan keempat sahabat Georgia sedang duduk di meja makan.

Gwendolyn sepertinya sudah menambah kursi lagi di meja makan. Ia memasak banyak makanan porsi jumbo untuk memberi enam manusia sejati makanan.

Berbeda dengan para vampir yang tidak perlu makan maupun bernapas. Keduanya memasuki ruangan dengan langkah ringan seperti tidak menapak Alan menghampiri Gwendolyn mengecup pipinya begitu pun dengan Agatha.

Alan dan Nayla segera melesat ke wastafel membersihkan wajah dan tangan mereka. Nayla hanya diam saja, Gwendolyn melihat ke arah Nayla dan memberikan piring.

"Terima kasih, Nyonya!" balas Nayla yang langsung makan dengan lahapnya. Ia berharap melupakan segala kegundahan dan kengerian yang sedang mereka hadapi.

"Pap, aku merasa yang kita lawan bukan hanya vampir, tapi zombi. Tidak mungkin hibernasi vampir begitu cepatnya menyebar paling tidak mereka membutuhkan 48 jam sebelum mereka menyerang desa atau kota. 

"Selain itu, mereka hanya mampu membunuh dan menghisap darah sekitar 10 orang, bukan sampai satu kota. Aku rasa, ada hal yang lebih sadis dari semua ini!" ujar Alan yang duduk di samping Agatha dan Nayla.

"Aku tidak menyangka kalian akan menyelinap ke sana hanya bertiga?" balas Agatha, "kalian mencoba, bersenang-senang sendiri. Mengapa tidak mengajakku?" tanyanya sedikit marah.

"Kau tahu, aku dan Nayla yang pergi. Awalnya aku yang akan pergi sendiri melihat keadaan Kota Winging Dark. Namun, Nayla pun ingin ke sana.

"Jadi, aku pikir lebih baik kami berdua yang pergi dan kalian berdua bisa menemani juga melindungi kelima tamu kita," balas Andre.

"Jadi, semuanya hancur?" tanya Gwendolyn.

"Selain itu, kami juga bertemu dengan werewolf. Kau tahu siapa dia? Kau pasti terkejut, bila mengetahuinya," lanjut Andre.

"Memang siapa, Pap? Bukankah dulu saat kita memutuskan pindah kemari. Kita sudah menyelidiki tidak adanya werewolf?" tanya Agatha.

"Ya, aku sendiri tidak bisa mencium bau mereka. Mereka adalah Tuan Mark Green," ujar Andre.

Agatha dan Gwendolyn terperanjat. Mereka tidak menyangka jika Keluarga Green adalah keturunan serigala jadi-jadian.

"Maksudmu, Ndre. Richard kecil adakah seorang werewolf yang menolong kalian?" tanya Gwendolyn.

"Iya! Begitulah adanya. Mungkin semangkin banyak vampir yang bermutasi maka kelompok mereka pun semangkin berkembang," sela Alan. 

"Namun, saat kami ingin kembali kami menemukan vampir yang sangat aneh. Ia berubah-ubah seakan ia ingin mencapai suatu tubuh yang diinginkannya. Setelah itu ia berniat menerkamku," ucap Nayla.

Georgia yang berada di seberangnya langsung meletakkan sendoknya, "Apakah kamu melihat beberapa teman kita di Winging Dark?" tanyanya.

Nayla menggelengkan kepala, "Aku tidak melihat siapa pun selain Richard yang berubah menjadi werewolf. Kau tahu, Winging Dark telah hancur lebur tanpa ada satu manusia pun lagi," balas Nayla.

Georgia memandang ke arah Nayla dan duduk, ia sudah tidak berselera lagi untuk menyantap hidangan yang luar biasa nikmat yang disuguhkan oleh Gwendolyn.

"Georgia, saat kau dan semua temanmu selamat di malam pembantaian. Apa yang sebenarnya kamu ingat? Apakah yang terjadi di Winging Dark?" tanya Nayla.

"Aku dan yang lain baru pulang dari Shire Hill. Saat di tengah jalan kami hanya melihat monster perak bersayap yang terbang membawa orang di tangan mereka.

"Kami berlari meninggalkan Winging Dark dan masuk ke dalam hutan, jadi kami tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya?" balas Georgia.

Semua orang diam, saling berbicara pada pikiran masing-masing. Apakah sebaiknya kita melawan ataukah kita diam saja?" tanya Georgia.

Ia menatap semua orang, "Aku rasa kita harus melawan. Paling tidak ada yang menghentikan kegilaan ini, atau Ras Manusia akan lenyap dari muka bumi ini.

"Jika kalian memang menginginkan hal itu, aku rasa sebaiknya mulai sekarang kita berlatih," usul Andre.

Ia memandang ke arah Georgia dan teman-teman ya g lain, berharap mereka berani dan sekuat Nayla. Paling tidak mereka tidak terlalu was-was untuk terus berada di dekat mereka jika ada sekumpulan vampir yang akan menyerang.

"Aku, akan melawan! Bagaimana dengan kalian?" tanya Georgia kepada keempat temannya.

"Apakah ada pilihan lain selain melawan? Pasti aku ikut," balas Sean dengan tangguhnya.

"Aku juga!" balas Pamela.

"Aku pastinya," balas Laura.

"Begitu pun denganku," balas Rais dengan santainya.

Georgia menatap Andre, Gwendolyn, Alan, Nayla, dan Agatha. Ia tersenyum dengan anggunnya, "Apakah itu cukup Tuan Thompson?" tanya Georgia.

"Sangat lebih dari cukup," balas Andre mewakili semua keluarganya, "aku rasa setelah sarapan sebaiknya kita mulai berlatih. Aku tidak ingin membuang-buang waktu," balas Andre.

"Aku sudah menghubungi, Nella dan Matius. Aku ingin mereka bersiaga dengan segala kemungkinan. Aku juga ingin mereka menyelidiki. Apakah semua ini ada hubunganya dengan Hector dan proyeknya?" tukas Andre.

Semua orang sedikit lega, "Aku rasa sebaiknya kita memberitahukan kepada vampir yang tidak memakan darah manusia," timpal Alan, "aku tidak ingin jika kedepannya mereka juga akan punah," lanjutnya.

Semua orang saling menganggukan kepala. Mereka sudah mulai menemukan titik terang dari semua hal. Mereka ingin melawan dengan kekuatan yang mereka miliki. Walaupun mungkin tidak sebanding dengan kekuatan monster yang mereka hadapi.

Nayla, Georgia, Pamela, Sean, Rais, dan Laura saling pandang. Mereka memahami kekuatan mereka yang tidak ada artinya. Akan tetapi, mereka tidak ingin menjadi beban dan mangsa monster begitu saja.

"Apakah kita harus bekerja sama dengan kaum werewolf, Pa?" tanya Agatha. 

Ia sangat penasaran dengan Richard. Ia hanya mengingat sekilas tentang Richard, saat ia masih kecil dan Agatha sudah menjadi vampir.