Chereads / The Liberators / Chapter 31 - Persiapan!

Chapter 31 - Persiapan!

Setelah penjelasan Arthur, ruangan menjadi hening sekali lagi, tidak lama kemudian, terdengar suara!

Tzzzzzzzzz!

"Apa itu" heran dengan suaranya yang panjang dan tidak berhenti kerumunan menjadi bingung.

suara itu berasal dari sebuah walkie talkie mereka yang terletak diatas meja tak jauh dari tempat Allison berdiri, karna itu ia mengambil walkie talkie yang barusan mengeluarkan suara panjang tersebut.

Begitu Allison menggenggam walke talkie itu, benda itu bersuara "hello everyone! berhenti untuk berpikir bahwa kalian bisa menghentikan kami, memikirkan bahwa kalian sudah terjebak dalam situasi yang kalian ciptakan sendiri, bagaimana kalian bisa menghentikan kami dengan keadaan seperti sekarang?" dengan suara sedikit berar dan serak, serta intonasi yang tenang suara itu menarik semua perhatian.

Menyipitkan matanya, Arthur dan Allison saling bertukar pandang, sebelum akhirnya Arthur berkomentar "siapa kalian?, apa yang sebenarnya yang kalian inginkan?" tanya Arthur.

Pertanyaan itu murni dari pikirannya dan semua orang mungkin juga memikirkan hal yang sama, 'apa yang sebenarnya mereka inginkan'

Untuk bergerak sejauh ini tanpa menargetkan sesuatu selain pengepungan pada kota, apa yang mereka inginkan dari kota ini!

"Siapa kami? Haha, itu bukan tempatmu bertanya siapa kami, tapi untuk tujuan apa yang sebenarnya kami inginkan sepertinya aku bisa memberitahumu agar mempersingkat waktu kita" jawab suara dibalik walkie talkie itu masih dengan intonasi yang sama.

"Aku mencari seorang anak remaja yang kira kira berusia 16 atau 17, dia sangat berguna bagi kami, jika kau bisa menemukan dia dan meemberikannya pada kami, akan kupertimbangkan untuk melepaskan cengkraman kami dari kota ini" lanjutnya menjelaskan tujuan sebenarnya.

"Mencari seorang anak berusia 16 tahun?" memicingkan matanya karena bingung, ia melirik Allison hanya untuk melihat Allioson dan yang lain kebingungan juga.

"Tapi siapa dia? Cukup banyak anak berusia 16 tahun dikota ini, bagaimana kami bisa mengetahuinya?" Arthur bertanya sekali lagi.

"Cukup bagimu mengumpulkan mereka semua, kami akan membawa satu saat fajar tiba, selamat tinggal" jawabnya dengan sedikit tertawa dan suaranya mulai memudar.

"Hei jangan pergi dulu... sial!" menyadari bahwa suara diwalkie talkie itu mulai memudar, Arthur meraung kesal.

Apa apaan ini, peramapok itu terang terangan meminta seseorang yang ingin mereka bawa, bukankah itu seperti memandang rendah kepolisian?

Siapa mereka? Institusi terhormat dikota ini! Memikirkan untuk meminta seseorang masyarakat mereka sendiri agar memberikannya sukarela kepada kelompok itu, sudah membuatnya hampir pingsan.

Inikah prestise yang mereka miliki dihadapan para penjahat dikota? Dihadapan musuh musuh mereka? Bukankah itu sedikit terlalu rendah? Apa apaan dengan semua ini, memikirkannya lebih jauh hanya

Tapi siapa juga anak ini, untuk menarik perhatian sekelompok orang dengan kekuatan setangguh ini, apa yang dimilikinya?

Tersentak dari dalam lamunan, akhirnya Arthur memutuskan untuk mengevakuasi semua masyarakat demi keamanan.

Masalah ini sudah bukan masalah yang bisa ia tangani dengan tangannya sendiri, markas pusat harus terlibat bagaimanapun caranya!

Jadi, sementara mereka mencari cara untuk keluar dari pengepungan orang orang bertopeng ini, mereka juga harus menjamin keamanan masyarakat setempat.

Untuk itu, mereka harus menyiapkan camp pengungsian yang bisa menampung semua masyarakat secara keseluruhan, sehingga memudahkan mereka untuk menjaga semua orang.

"Allison, cari tempat yang bisa menampung semua masyarakat kita, kita harus mengevakuasi mereka ke satu tempat jika tidak ingin mereka diculik satu persatu lagi!" menoleh le Allison, dengan cepat Arthur menginteruksikan.

Kerumunan juga mengangguk setuju, tidak ada gunanya mengikuti pengaturan dari suara yang datang entah dari mana itu, namun untuk berjaga jaga mereka harus memantau dan mengawasi seluruh masyarakat, dan cara paling efesien agar mereka bisa maksimal adalah mengumpulkan semuanya dalam satu tempat.

Mengerti dengan keadaan, Alliso tidak bertanya lagi dan langsung mengumpulkan beberapa orang yang tersisa, untuk mencari lokasi yang pas untuk membangun camp pengungsian.

"Bagaimana menurutmu? Apakah mereka akan mengancam para sandra itu" Downey bertanya dengan cemas. Sebenarnya walaupun kelompok itu sudah mengatakan kalau mereka akan melepaskan sandra kalau mereka memberikan seorang anak yang dimintanya, ia masih sedikit skeptis dengan negosiasi itu.

Apalagi negosiasi seperti hanya terjadi dari sebelah pihak, dan lebih tepat untuk mengatakannya sebagai pemaksaan, walaupun mereka tidak menyetujui secara eksplisit, dengan tekanan saat ini, terlalu berebihan juga jika mereka mengatakan tidak setuju, situasinya masih benyar benar ambigu.

"Huuh!" Arthur menggosok glabellanya sambil menghela napas panjang sebelum melanjutkan "itu juga yang aku cemaskan, coba hubungi 7 kelompok itu lagi"

.......

Sekelompok orang yang memberikan informasi mengenai surat yang mereka temui disaku seorang sandra yang dilepaskan tadi masih fokus untuk mengawasi daerah tersebut.

Setelah mereka membacakan surat dan mengkonfirmasi bahwa pihak kantor sudah mendengarnya dengan jelas, mereka diperintahkan untuk memantau setiap pergerakan apapun yang terjadi dikantor, dan jika ada yang mencurigakan mereka harus segera melaporkan hal tersebut.

Hal serupa juga terlihat di 6 kantor tersisa, saat pertama kali mereka tiba mereka langsung disambut dengan rentetan peluru, bahkan ada yang mobilnya hampir meledak.

Hanya karena mereka cepat bertindak untuk mengantisipasi ledakanlah mereka akhirnya bisa selamat. namun begitu, mereka masih harus merepotkan kantor untuk mengirim jemputan karena mobil mereka mati total.

Yah! setidaknya masih jauh lebih baik daripada meledak. Tapi keenam kelompok lain tidak mendapati respon yang sama dengan yang pertama.

Setelah sambutan peluru itu berhenti, mereka mencoba berhubungan dengan orang yang berasa didalam kantor media itu, namun setelah menunggu lama tidak juga mendapat respon.

Tapi beberapa saat berikutnya mereka juga mendapat informasi dari kantor kalau kelompok yang pertama tadi sudah mendapat balasan dan mereka saat ini sedang berdiskusi tentang negosiasi.

Jadi, keenam kelompok itu juga memberhentikan upaya untuk berhubungan dengan kelompok itu, dan mereka hanya mengawasi daerah itu sekarang.

Ketujuh kelompok ini tidak mengetahui kecemasan yang sedang terjadi dikantor karena pihak kantor belum menghubungi mereka lagi, setidaknya setelah beberapa jam.

Karena didaerah yang mereka awasi juga tidak terjadi hal yang mencurigakan, bahkan terlihat sunyi, mereka belum mencoba mengubungi kantor lagi.

.....

Masih fokus dengan tempat yang mereka awasi, kantor akhirnya menghubungi ketujuh kelompok untuk tetap waspada apapun yang terjadi.

Bisa jadi air yang terlihat tenang dipermukaan dengan ombak yang memanjakan mata sedang mempersiapkan tsunami yang begitu menakutkan daratan.

Begitulah asumsi keadaan kantor kantor media massan saat ini, memang terlihat tenang dari luar, tapi tidak ada yang tahu ancaman apa yang akan mereka bawa keluar.

Dengan informasi yang mereka dapat dari kantor, mereka kembali mengawasi daerah dengan lebih teliti dan berhati hati, mengingat mereka sudah dikepung dikota Rotherham tanpa bisa menggunakan sinyal internet maupun seluler untuk menghubungi kantor pusat, akan sangat bodoh jika mereka gegabah untuk menyinggung pihak musuh.

Jadi mereka hanya bisa fokus mengawasi kantor kantor ini dan memastikan semua sandra tetap dalam keadaan aman.

Sementara ketujuh kelompok sibuk mengawasi sandra yang ditahan, Allison sibuk dengan divisinya mencari lokasi yang kira kira bisa menampung semua warga Rotherham.

Akhirnya ia memutuskan untuk membangun camp besar didalam hutan kota, dengan pagar keamanan yang mengelilingi hutan kota, itu cukup untuk menambah fasilitas pertahanan.

Luasnya juga cukup menampung seluruh warga yang berada dikota ini, dengan koneksinya, Allison mempekerjakan semua organisasi dimasyarakat untuk membangun camp, bahkan cukup banyak rumah disekitar hutan kota yang mereka ketuk untuk meminta bantuan.

Akhirnya ratusan atau mungkin ribuan orang bekerja sama malam itu membangun camp dihutan kota, walaupun membangun camp didaerah seluas itu adalah hal yang sulit, tapi dengan bantuan ribuan orang, waktu hingga fajar mungkin masih masuk akal untuk menyiapkannya.

Memuntahkan seteguk udara keruh, dengan mata Allison yang berkaca kaca, ia bertekad "kami akan melindungi semua orang dikota ini apapun yang terjadi, kami akan siap bahkan jika terjadi invasi!"