"Ada apa di luar" setelah beberapa saat tidak begitu mementingkan apa yang sedang terjadi di luar ruang ujian, guru yang mengawas ujian di ruangan Lachlan akhirnya penasaran dengan apa yang terjadi diluar dan bergegas untuk memastikannya.
Belum sempat lagi ia memasang ekspresi penasaran di wajahnya, ketakutan secara otomatis menutup seluruh wajahnya, kulitnya memerah dan perasaan merinding mengguyuri tubuhnya.
Bagaimana tidak, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat beberapa orang bertopeng berkeliaran di pekarangan sekolahnya.
Berita rumor tentang bagaimana menakutkan komplotan bertopeng itu sudah mampu membuatnya sangat ketakutan, apalagi saat ia menyaksikan dengan kedua matanya sendiri, rasa ingin bunuh diri hampir terlintas dipikiranku.
Melihat reaksi gurunya yang tiba tiba terpaku diam karena ketakutan, Lachlan dan yang lainnya segera menuju jendela untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
'mengapa keributan bisa terjadi di sekolah saat ujian sedang berlangsung, kami sedang konsentrasi, mengapa para guru membuat begitu banyak kegaduhan di luar ruangan'
"Sial! Aku sudah menduga, itu artinya ketidak nyamanan ku berasal dari kehadiran mereka" Lachlan bergumam pelan, beberapa saat sebelum ujian akan dimulai ia merasa sedikit tidak nyaman dan menduga hal buruk akan terjadi, sekarang itu benar benar terjadi.
"Lihat, mereka kan?" salah satu teman nya hampir pingsan saat melihat dari jendela dan melihat apa yang sedang terjadi, wajah penasaran tiba tiba berubah menjadi ketakutan dalam sepersekian detik hanya karena melihat keluar.
"Apa yang sedang terjadi" gumam Ivana sambil menaikkan kacamatanya yang sedikit turun ke hidung, dia sudah mempersiapkan pengetahuan, mental dan pikirannya untuk ujian ini, mengapa tiba tiba ada keadaan yang mengacaukan keadaannya.
"Ehh"
belum lagi ia sempat bertanya apa yang terjadi para teman temannya sudah berhamburan lari meninggalkan kelas dengan rasa takut.
Ivana yang penasaran langsung menuju pintu untuk memastikan apa yang terjadi di sekolahnya, dan benar saja ia melihat komplotan bertopeng itu sekali lagi, rasa ketakutan langsung melapisi dirinya.
Kenapa kalian datang disaat seperti ini, kami hanya ingin mengikuti ujian di sekolah, oke? Kenapa kalian harus muncul disaat seperti ini, setidaknya biarkan kami melarikan diri.
"Lachlan, Felix! Ayo kita harus segera pergi, para komplotan bertopeng itu ada disini dan sedang terlibat baku tembak dengan para kepolisian" dengan cepat Ivana memperingati teman temannya untuk segera melarikan diri.
"Cepat!" Felix yang sedang serius dengan kertas ujiannya tersentak saat melihat teman temannya pada meninggalkan kelas semua, dan begitu mendengar suara Ivana ia pun bergegas meninggalkan kelas juga.
"Lachlan ayo!! Jangan sampai pingsan lagi" teringat Lachlan yang tiba tiba pingsan saat mereka bertemu orang bertopeng itu beberapa hari lalu, Ivana mengingatkan.
"Pergi dan berhati hatilah! Mereka sangat berbahaya, jangan sampai mereka mendekati kalian, kemungkinan di tubuh mereka ada terpasang bom" dengan tenang Lachlan menginstruksikan pada teman temannya.
"Baiklah, segera menyusul!" Felix dan Ivana segera bergegas meninggalkan kelas dengan hati hati.
"Apa yang terjadi, kantor polisi berada tepat di samping sekolah kenapa mereka nekad membuat keributan disini" dengan hati hati Lachlan memperhatikan mereka.
"Mereka mengarah ke kantor polisi? Ah benar, mereka sudah berada disini beberapa menit tapi kenapa tidak ada polisi yang mencoba menghadang mereka?" mengamati situasi yang sedikit membingungkan Lachlan mencoba sedikit mendekat dari halaman depan sekolah dan memperhatikan sekitar jalan raya.
"Sial, apa apaan ini? Apa yang sebenarnya mereka inginkan?" setelah memperhatikan beberapa saat Lachlan melihat Kantor polisi sudah disegel, artinya mereka yang didalam tidak bisa keluar karena terpasang dua pasang tiang yang saling menghubungkan listrik, jadi bagaimana mereka bisa melewatinya.
Disisi lain para komplotan juga sudah menutup jalan raya sehingga tidak ada yang bisa mendekati mereka.
* * *
Di saat yang sama dikantor polisi.
Dua detektif yang salah satunya adalah ayah Ivana, berhasil menangkap salah satu anggota bertopeng setelah pertempuran hebat, setelah mereka sampai di kantor kepolisian mereka segera melakukan penyelidikan.
"Kerja bagus Alison, kalian sepertinya babak belur tapi berhasil menangkap satu dari mereka" kata salah satu polisi.
Ayah Ivana dan temannya berhasil menemukan mereka berkat radio dan CCTV yang mereka pasang, dan kebetulan satu orang bertopeng sedang melintasi salah satu jalan yang sudah dipasangkan CCTV dan mic dengan gelombang radio.
Dan begitu mereka menyadari hal tersebut mereka langsung mengikuti orang itu dan meledakkan bagian belakang mobil, namun orang itu tidak terluka sama sekali dan langsung bergegas keluar menghadapi keduanya.
Setelah terlibat baku hantam yang hebat mereka berdua akhirnya berhasil meringkus orang bertopeng itu dengan bius sengatan listrik dan langsung membawanya ke kantor untuk di investigasi lebih lanjut.
"Cepat persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan kita harus segera mengenali wajahnya terlebih dahulu dan kemudian baru mengintrogasinya saat dia sadar..." saat Alison sedang menginstruksikan kepada rekan penyelidikan untuk segera mempersiapkan semuanya,
Boom!
Terjadi ledakan kecil di halaman kantor dan sudah terlihat beberapa orang bertopeng sedang memasang dua pasang tiang di depannya, dan begitu keduanya terpasang, mereka saling menghubungkan listrik satu sama yang lainnya.
"Apa yang terjadi, pergerakan mereka sangat cepat"
"Tapi kenapa dari mereka tidak ada yang masuk satupun?"
"sial! Lihat mereka membuat pagar listrik, mereka mencoba mengurung kita"
"Cepat hubungi kantor pusat dan laporkan kita dalam keadaan darurat level A, cepat tidak ada waktu!"
Kehadiran mereka segera membuat keadaan kota dalam gawat darurat level A yang artinya mereka sudah benar benar sangat berbahaya.
Mereka berani menyerbu kantor kepolisian Dan mengepungnya di dalam sehingga tidak ada yang bisa keluar, pergerakan mereka juga rapi dan terencana dengan memblokir jalan di semua sisi sehingga tidak memungkin kan orang untuk bisa masuk ke area mereka saat beroperasi.
Belum lagi para polisi siap dengan peralatan mereka tiba tiba terdengar suara ledakan lagi dari samping, beberapa orang bertopeng menyerbu masuk dan membuat kepulan asap.
"Perih! Kepulan asap ini membuat mata perih"
"Hati hati, jangan menghirup..." belum sempat ia selesai mengatakannya, asap itu sudah terhirup olehnya dan langsung membuatnya pingsan.
"Apa yang terjadi, jangan menghirup asapnya, ini melumpuhkan syaraf kita sesaat" Alison memperingati.
Sial! Aku sudah bersusah payah menculiknya lagipula aku hanya mengambil satu dari anggota kalian, kenapa kalian menyerbu rumahku, tidakkah ini berlebihan, terlebih lagi kenapa bisa pergerakan kalian sangat cepat, dari mana kalian tahu kalau aku menangkap satu dari anggota kalian?.
"Jangan sampai sandra kita berhasil direbut kembali, tetap siaga, kepulan asap ini akan segera berakhir"
Tidak berlangsung lama keadaan kantor polisi sudah berantakan, berkas berkas berserakan, serpihan kaca bertebaran dan yang lebih parahnya, banyak nya anggota kepolisian yang jatuh pingsan karena asap beracun yang mereka gunakan.
"Apa ini? Kenapa sudah tidak ada pergerakan" setelah beberapa saat dilanda kepanikan akhirnya asapnya memudar.