Pria yang Nathan maksud tidak lain adalah Bimo kakak Zefa, Bimo yang awalnya bersendekap sambil bersandar ke pintu mendadak sedikit terkejut ketika melihat lantai yang ada di bawah Nathan berwarna merah. Dengan mempertahankan persepsi cool nya, Bimo menghampiri Nathan lalu duduk di depannya. "Kenapa tanganmu?" tanyanya dengan wajah pongah.
"Tertembak," jawab Nathan dengan santai.
'Anjir! Luka tembak? Kok dia bisa setenang itu? Apa kaga sakit tuh tangan?' batin Bimo lalu mulai menghempaskan punggungnya di sandaran sofa. "Oh, kau siapa?"
"Nathan."
"Siapanya Zefa?"
"Orang lain."
"Buk-bukan gitu, kau bukan temennya si Zefa?"
"Bukan."
"Apa kaga sakit tuh tangan?"
Nathan menatap penuh keheranan saat mendengar pertanyaan yang baru saja Bimo lontarkan. 'Ya sakit lah bangsat, masa iya aku harus nangis.' Nathan mencoba meredam amarahnya lalu berkata, "Tidak."
"Kau ini sebenarnya apa?"
"Manusia."