Zefa mendengkus sebal, sebuah garis muncul di antara alisnya. Zefa menatap sengit kearah siluet punggung pria yang tengah berjalan menjauh. "Kalau kau membantu cuma untuk membentak aku lebih baik kau tidak usah menolongku sekalian!" ujarnya.
Langkah kaki Joshua terhenti ketika mendengar perkataan Zefa, dia menoleh kebelakang dan melihat gadis itu tengah menatapnya dengan sorot sengit. Sama halnya dengan Zefa yang marah, Joshua juga begitu. Kedua alisnya saling bertaut seiringan dengan amarah yang sudah berada di ubun-ubun kepalanya.
"Kalau itu mau kamu akan aku lakukan!" Joshua benar-benar kesal dengan tingkah Zefa, dia kembali menatap kearah jalan di depan dan melanjutkan jalannya.
'Bagaimana mungkin ada pria yang memiliki pemikiran kekanak-kanakan seperti itu,' gerundel Zefa dari dalam hati. Dia menghentak kesal lalu melangkah pergi.