Zefa duduk sendirian di kelas, kali ini dia tidak sedang tidur atau bermain game rubik melaikkan sibuk memikirkan visi misi yang akan digunakannya untuk mencalonkan diri menjadi ketua osis. Sudah satu jam berlaku namun hanya kata 'Visi' saja yang sudah tertulis di kertas.
Zefa menghembuskan nafas kasar. "Bagaimana mungkin aku hanya bisa mendapatkan satu kata saja? Wah kau sungguh pintar Zefa." Otaknya sudah tak mampu lagi memikirkan kata yang harus ditulis selanjutnya oleh karena itu dia memilih membuang pensil miliknya kedalam laci meja dan hendak tidur.
"Zefa!" panggil seseorang.
Namun, niatnya itu harus pupus saat dia mengangkat kepala dan melihat Rethaline yang tiba-tiba ada di depannya. Dia memiringkan kepala--bingung.
"Ada apa?" tanya Zefa malas. Ia menjadi rindu Maria dan Agus yang selalu menyela aktivitas favoritnya satu ini. Kehebohan kelasnya dengan sekolah ini pun sedikit berbeda.