" Sembarangan lo ngomong. Anaya always in my heart, forever." Aku menjulurkan lidah kearah Doni yang hanya dibalas dengan cebikkan kesal darinya.
" Awas lu yee, kalo ada apa-apa lu sama Anaya jangan datang ke gue," ancam Doni dengan kekesalan yang sangat jelas dari raut wajahnya.
" Emangnya, beban banget lu kalo gue curahin perasaan gue ke elo?" tanyaku dengan sedikit sedih. Karena sedikit banyak aku merasa memang aku terlalu merepotkan Doni jika aku mempunyai masalah.
" Elah, lu diambil hati banget. Jadi males gue. Tau ah," Doni semakin kesal dan pergi meninggalkanku. Aku hanya menghembuskan nafas kasar dan hanya memandang lesu kearah Doni yang melenggang pergi meninggalkan aku sendiri.
Aku segera beranjak dari dudukku. Dan menyambar kunci mobil yang sedari tadi di meja. Aku berjalan malas dan pergi meninggalkan Cafe Doni.