Setelah mengantarkan Anaya ke Kos Dina, sekarang aku menuju ke Cafe. Hanya tinggal sedikit lagi semua sudah beres. Dan esok atau lusa mungkin aku sudah bisa kembali membukanya. Kasihan juga karyawan yang bekerja di Cafe aku rolling ke Toko kue dan resto lainnya hanya sebagai pengganti. Tapi aku tetap menggaji mereka seperti saat mereka bekerja di Cafe.
Kejadian tadi saat dirumah Rendra, cukup membuatku merasa jadi pecundang disana. Sikap Rendra pada Anaya yang masih sama seperti layaknya kepada seorang wanita yang ia cintai sukses membuatku terbakar cemburu. Tidak bisakah Rendra mengalah saja? Bahkan mereka sekarang adalah saudara kandung. Tapi kenapa dia tetap keras kepala?
Tapi aku pikir lagi, jika aku menjadi Rendra. Akupun pasti tidak akan mudah menerima kenyataan pahit seperti itu. Karena aku sendiri sekarang juga sedang keras kepala ingin memiliki Anaya seutuhnya.