POV Ardhan.
Saat itu, saat pertama kali Anaya memberi kabar bahwa dirinya sedang mengandung buah cinta kami. Serasa dunia dan seisinya ini adalah milikku.
Tak ada yang bisa aku ungkapkan selain tangis bahagia dan memeluknya erat meski di depan banyak orang.
Sebenarnya, aku sedikit merasa cemburu. Karena ternyata istriku tidak memberitahukan kepadaku lebih dulu. Malah memberitahukan pertama kali di depan keluarga.
Tapi aku tak akan terlalu mempermasalahkan hal itu. Karena nyatanya berita bahagia itu adalah hal yang selalu ditunggu oleh keluargaku dan juga keluarga Anaya.
Hal yang lebih membuatku merasa senang adalah saat awal hamil ternyata Anaya tidak mengalami mual dan muntah seperti kebanyakan orang hamil lainnya.
Justru sebaliknya, pada awal kehamilan Anaya, membuatnya selalu menempeliku. Bahkan saat aku akan pergi ke Cafe pun seakan berat untuk melepaskan aku pergi.