Jam sudah menunjukkan pukul empat pagi. Arash, Zidan, dan Ebeng masih terlelap di lorong rumah sakit. Arash yang kebetulan tidur di kursi besi dekat ruangan. Seketika terjatuh.
BRUGH!
Tubuhnya jatuh ke atas lantai. Membuat bahunya mengenai lantai rumah sakit yang dingin.
Sadar bahwa bahunya menyentuh keramik. Dengan setengah sadar. Ia bangkit.
"Aawww!" Ringis Arash sambil mengusap bahu kanannya beberapa kali. Ia mengambil ponselnya yang masih tergeletak diatas kursi. Setelah membuka kunci, ia melihat ponselnya dengan mata sedikit menyipit karena kaget dengan cahaya ponselnya yang terang. Jam pada ponsel sudah menunjukkan pukul empat pagi, dini hari.