"Lo ngapain?!" Pekik Aris sembari mendorong bahu seorang pemuda sampai menabrak tembok dibelakangnya. Cukup keras karena terdengar suara benturan nyaring dan juga ringisan dari pemuda tersebut.
Aris menatap nyalang pada pemuda di depannya ini. Sedangkan Zellio hanya menatapnya dingin. Dia tengah memperhatikan wajah pemuda yang sudah mengeluarkan darah di bagian pelipisnya.
"Kenapa lo diem?!" Tanya Aris dengan suara bass nya yang kencang.
Pemuda itu terdiam sembari mengusap pelipisnya pelan. Membuat darah yang mengalr kini terhenti dan menempel di tangan kanannya.
"Segini doang kemampuan lo ris?" Ujar pemuda itu santai dengan senyum smirknya. Ia yang tadinya bersandar pada tembok, kini berdiri tegak seraya membenarkan kerah seragamnya, mengusap rambutnya yang berantakan beberapa kali. Lalu menatap Aris dengan mata tajam setengah mati.
"Gue ga bakal duluan selama ga ada yang duluin." Ucapnya lagi dengan nada santai namun terdengar seperti mengancam.