Ken menatap sendu ke arah Karina yang tak kunjung sadar juga. Hari sudah begitu larut. Tapi, mata Ken tidak merasakan kantuk sama sekali. Hal itu semua, mungkin karena dirinya yang begitu cemas dengan keadaan sang istri.
Dokter yang memeriksa tadi mengatakan jika Karina kemungkinan akan sadar pada malam hari. Namun, kenapa istrinya itu tak kunjung siuman juga?
Kalau begitu. Ternyata perkiraan dokter bisa meleset juga. Rumah sakit di tempat Karina dirawat inap adalah rumah sakit ternama dan yang paling terkenal kualitasnya.
Ken membelai pipi Karina dengan sayang. Jujur, melihat wajah Karina seperti itu membuat hatinya pilu. Wajah mayat bak mayat hidup.
"Karina, kumohon sadarlah," lirihnya.
"Maafkan aku." Menatap Karina lekat.
Ken melabuhkan kecupan hangat di kening Karina. Sampai sekarang, Ken tidak tahu perasaannya yang sebenarnya. Dia tak tahu apakah rasa cinta untuk sang istri sudah hadir di hatinya? Entahlah, Ken benar-benar tidak tahu.