BRUK ….
Akibat mengerem mendadak. Body depan supercar milik Galaxy harus lecet. Leo keluar dari dalam mobil dan begitu juga dengan Galaxy.
Nanar bercampur marah tergambar jelas di wajah Leo. Dia datang ke hadapan Galaxy.
Ingin sekali dia menghantam wajah Galaxy dengan tinju mautnya. Namun, sebelum itu terjadi Galaxy sudah terlebih dahulu menghalangnya.
"Kau," kesal Leo.
"Leo Sukma Atmaja," sebut Galaxy demikian.
Nama itu sudah sangat pamiliar bagi kebanyakan orang, tanpa terkecuali Galaxy.
"Kau yang sudah membunuh Mr. Duck. Kau yang sudah menusuk kerabatku. Mengaku kau!"
Tak ada kata basa-basi dalam kamus besar Leo. Terutama untuk seorang musuh.
Hahaha. Galaxy malah tertawa.
"Oh, jadi Pak tua itu bernama Mr. Duck. Mengapa aku baru mengetahuinya?" balas Galaxy, yang terkesan meledek.
Leo cukup diam beberapa saat. Sebab awal tadi dia berbicara memakai bahasa Inggris, namun apa jawaban dari Galaxy? Dia memakai bahasa Indonesia. Sontak itu menimbulkan pertanyaan besar dalam benak Leo.
"Ada apa? Apakah seorang Leo Sukma Atmaja bisa merasa terkejut juga?"
"Diam kau!" bentak Leo membalas.
Meski tangan kananya tertahan oleh Galaxy, akan tetapi bagian kiri sidah sangat gatal ingin meninju wajah polos itu.
"Aku tidak suka orang yang berbasa-basi. Katakan siapa yang sudah membayar kalian untuk membunuh Mr. Duck?"
"Hahaha. Jika kau memang hebat, pastinya kau dengan mudah untuk mengetahuinya bukan?" balas Galaxy.
Alis Leo menukik ke atas. Leo tahu ini adalah tantangan untuknya. Dirinya diremehkan oleh seekor kelinci kecil yang hanya bisa bersembunyi di dalam tanah.
"Lagi pula kau memiliki, siapa itu namanya? Seseorang yang sering menbantumu untuk meretas data pribadi seseorang. Siapa namanya? Bagaimana bisa aku lupa?"
Diingat-ingat, dan diterawang. Galaxy berlagak sok tidak mengingat, sesungguhnya dia pasti mengenal Naga.
"Naga," kata Leo.
Tubuh boleh saja kekar. Smua senjata boleh saja dia kendalikan, tetapi jika bebicara suaranya seperti anak kucing yang baru saja dilahirkan.
"H-m … Naga. Hahahaha …."
Terbahak-bahak seolah ada hal yang sangat lucu di depan matanya. Leo tak terima ditertawakan seperti ini. Memangnya dia seorang badut penghibur diacara ulang tahun anak-anak?
Jelas penghinaan besar baginya.
"Kemari kau!"
Bruk ….
Sudah tidak ada yang bisa menahannya. Meninju dengan mengalirkan semua tenaga dalamnya dalam tumpuan satu tangan, membuat wajah putih bersih itu terluka.
Galaxy sempat terlempar. Serangan dadakan Leo, sungguh mematikan layaknya bisa ular cobra yang menggigirlt mangsanya.
"Apa yang sudah kau perbuat kepada Mr. Duck?!"
Bruk ….
Satu kali pertanyaan satu kali tinju keras.
Meski sudah dua kali mendapat hadiah baik dari Leo. Galaxy sama sekali tidak merasa gentar.
"He, apa hanya itu saja kemampuanmu?" Galaxy berdiri dengan kokoh dan berani. Sempat pertahanannya melemah, tapi bulan berarti dia akan kalah.
"Tunjukan yang lain. Apakah seorang Leo sukma Atmaja hanya bisa meninju dan bersuara keras? Hahaha. Bahkan kau tidak pantas beridri di tanah ini. Pecundang!" beber Galaxy tanpa titik koma, sekali pun ada pasti hanya ada di akhir kalimat.
Istilahnya dia tidak akan berhenti sebelum puas.
"Berani kau meremehkanku?" Kasih sayang, cinta dan kehormatan, tiga hal yang dibenci Keo.
"Biar kututup mulutmu yang besar itu!"
Ancaman tidak akan membuat Galaxy mundur. Sebaliknya Galaxy penasaran. Sehebat itukah Leo? Galaxy hanya mau memastikan, apakah orang-orang menyanjungnya itu tidak salah?
"Hajar saja aku. Terserah yang kau mau." Galaxy membentangkan kedua tangannya. Menantang Leo secara langsung.
Galaxy memberi isyarat bahwa Leo bisa memukul, meninju, bahkan menembak sekalipun dia membiarkan Leo melakukan semuanya.
"Kemari kau!"
Pertarungan dimulai. Langkah kaki langsung saja membawa Leo kepada Galaxy.
Kepalan tangan selalu didahului, termasukan tendangan dari bawah yang selalu menyapu disetiap kondisinya.
"Sejak lama aku mencari dirimu. Di mana kau bersembunyi? Siap yang sudah membayarmu untuk membunuh Mr. Duck?"
Amukan Leo layaknya singa yang dihadapkan dengan seekor kijang yang besar. Dia akan segera mencabik-cabik rusa yang ada di depan matanya itu.
"Jika memang kau hebat, tentunya kau bisa menemukanku bukan?"
Pertanyaan yang sama dan jawaban yang diulang pula.
Keduanya saling meninju, dan membuat pertahanan masing-masing. Leo dengan jurus karate-nya dan Galaxy dengan jurus Kung Fu-nya.
Masing-masing dari mereka dibekali dengan ilmu bela diri yang kuat. Lincah dan ringan.
Sampai di titik Leo mengangkat kaki kanannya, lalu mengunci kepala Galaxy di antara kedua kakinya.
Mereka berguling-guling di aspal, tanpa ada satupun kendaraan yang lalu lalang di sana.
Sementara itu, napas Galaxy mulai tersendat. Leo mengunci pergeraaknnya dan saluran napasnya menjadi terganggu.
Namun, bukan Galaxy namanya jika tidak bisa keluar dari masalah.
Galaxy mencoba meremas kedua kaki Leo. Dia ingin memutar balikan keadaan, namun situasinya tidaklah tepat.
Hub ….
Leo mengangkat tubuh Galaxy. Mereka bergulat di tepi jalanan yang sepi. Galaxy sudah menampakkan tetesan dari dari hidungnya. Sedangkan Leo masih bersih dan belum ada goresan di wajahnya.
"Katakan siapa yang sudah membayarmu untuk membunuh Mr. Duck?" Kembali Leo mengulang pertanyaannya.
Entah sudah berapa banyak dia mengajukan pertanyaan yang serupa? Jawaban Galaxy akan tetap sama.
"Jika kau memang hebat, sudah pasti kau bisa menebaknya, bukan?"
Tidak puas dengan jawaban yang hanya itu-itu saja. Leo semakin geram. Bukan lagi mencekik atau menggulung Galaxy menjadi Sushi.
Leo pun mengangakat pistolnya. Di kedua tangannya sudah ada senjata yang sengaja dia selipkan di saku jasnya.
"Jika kau masih bersikeras juga, maka aku tidak akan segan-segan membunuhmu," gertak Leo.
Wajah tamoan Galaxy sudah tidak terlihat mulus lagi. Darah sudah keluar dari hidup dan bibirnya juga.
"Ayo, tempak aku. Aku tidak akan takut. Tembak saja. Jangan katakan kau takut untuk melakukannya," kata Galaxy terkesan merendahkan.
Leo tidak terima jika dipandang rendah seperti ini. Sungguh tamparan keras untuknya.
"Kau!"
Dor ….
Pelatuknya ditarik. Keduanya mengeluarkan suara yang besar. Namun, bukan mengarah ke depan, Leo dengan sengaja mengarahkannya ke atas.
"Tidak terjadi sesuatu," ungkap Galaxy ringan.
"Kau memang menyebalkan."
Dor ….
Kembali Leo menarik pelatuknya. Dan sekarang mengarah ke depan, tetapi ….
"Di mana dia?"
Leo bertanya. Sungguh dia sedang bertanya.
"Hei, kau! Jangan lari kau! Kembali kau. Jangan bersembunyi seperti pengecut kau!"
"Keluar kau. Aku tahu kau pasti sedang bersembunyi. Jangan kau kira aku tidak tahu! Aku akan menghitung. Sampai dihitungan terakhir kau harus keluar, tau aku akan membunuhmu!"
Terlihat panik, cemas dan bingung. Bingung, sebab Galaxy sudah tidak ada di sana. Bagaimana bisa? Leo sendiri tidak mengetahuinya.
Siapa yang sudah membawa pergi Galaxy?
Sosok apa yang kehadirannya tidak bisa Leo rasakan?
Penasaran?
JANGAN LUPA BACA BAB SELANJUTNYA!