Chereads / SAIGO NO NOZOMI ( HARAPAN TERAKHIR ) / Chapter 2 - PERTEMUAN PARTNER

Chapter 2 - PERTEMUAN PARTNER

Sesudah dari toilet, ia melihat seorang wanita yang masuk ke gudang senjata.

Kano :"Eh, wanita itu ..., Tunggu sepertinya aku pernah melihatnya di tv. (Kenapa dia masuk ke gudang senjata?) Mencurigakan."

Kano pun mengikuti wanita itu. Sampai akhirnya dia ikut masuk ke gudang senjata.

Kano :"Sepertinya tadi dia kesini."

Ketika Kano sedang berkeliling, tidak sengaja ia menjatuhkan sebuah benda, dan terdengar oleh wanita itu.

Kano :"Oh tidak, kenapa begini."

Wanita :"Siapa?!."

Kano :"Aku harus pergi, tapi ke mana aku harus pergi? kembali? tidak tidak tidak itu sangat jauh. arrrggh ."

Kano pun ketahuan oleh wanita itu.

Wanita :"Siapa kamu? Eh? Laki laki?."

Kano :"Ah hehe maaf, aku mengikutimu dan tidak sengaja masuk kesini."

Wanita :"Ah tidak itu salahku, aku lupa mengunci pintunya." Sambil melihat pintunya.

Kano :"Em kalau begitu, sekarang aku pergi saja ya?."

Wanita :"Eh, (Bagaimana ini, padahal aku ingin dia bisa membantuku, tapi posisiku sekarang adalah membiarkannya pergi. Aah, entah lah.) Tidak."

Kano :"Eh?."

Wanita :"Eh, emm maksudku jangan pergi dulu, aku ingin bantuanmu (KENAPA AKU MENJAWAB ITU!!!)." Sambil memasang muka malu malu.

Kano :"Kalau seperti itu, Baiklah apa yang harus kulakukan."

Wanita :"Emm, di sana kau harus mengangkat benda yang ada di sana, aku akan mengantarmu."

Kano :"Ah iya (Gawat aku bersama seorang gadis, firasatku buruk)."

Mereka pun pergi ke tempat yang di tuju.

Wanita :"Anu, kenapa tadi kau mengikutiku?."

Kano :"Itu karena aku merasa pernah melihatmu di tv dan aku penasaran."

Wanita :"Benar juga ya, ternyata yang seperti itu juga ada."

Kano :"Heheh, ini memang sangat konyol."

Wanita :"Hei, aku Reina Nakajima, salam kenal ya."

Kano :"Ah iya, aku Kano Mizushi, salam kenal juga."

Reina :"Iya, senang rasanya ada yang bisa menganggapku bukan seperti orang penting."

Kano :"Jadi begitu. Eh, Tunggu apa jangan jangan kau putrinya tuan Nakajima."

Reina :"Ah iya (Kukira dia benar benar tidak mengenalku, ternyata hanya lamban berpikir, haah rasanya seluruh dunia mengenalku)."

Kano :"(Jadi aku sekarang sedang berduaan dengan putrinya tuan Nakajima, benar benar gawat. Tidak tidak Kano berpikirlah positif ini hanya sementara)."

Reina :"Sepertinya kita harus bergegas."

Kano :"Baik."

Reina pun memilih barang yang akan di bawa Kano.

Reina :"Dimana ya? Ah ketemu!."

Kano :"Sekarang aku harus gimana?."

Reina :"Kau bawa box itu, sisanya biar aku saja."

Kano :"Jika hanya itu, baiklah."

Reina :"Syukurlah kalau begitu." Sambil tersenyum.

Kano pun mengangkat box itu.

Kano :"Eh,(Kenapa ini begitu berat, padahal ini hanya satu buah box)."

Melihat Reina sedang mencari sesuatu, Kano pun mencoba membukanya."

Kano :"(Maafkan aku tapi aku penasaran)."

Ketika Kano hendak membuka box itu.

Reina :"Kano."

Kano :"Baik baik baik, maafkan aku!!, eh? Tadi itu . . ."

Reina :"Maaf kau tidak suka ya."

Kano :"Tidak, kurasa itu lebih baik."

Reina :"Benarkah kalau begitu syukurlah,(aku memberanikan diriku hanya untuk itu)."

Kano :"Iya."

Reina :"Ngomong ngomong, kamu sedang ngapain? Kenapa tidak di angkat?."

Kano :"(Gawat gawat gawat, aku bisa mati di sini. Aku harus gimana?) Eeh, ini aku sedang mengecek noda ini, hehe."

Reina :"Noda? Bukan kah itu hal yang wajar untuk sebuah box yang terlihat usang seperti itu?!."

Kano :"Eeh benar juga ya, eeeh waktu kita sudah menipis, ayo kita selesaikan secepatnya!."

Reina :"Benar, kalau begitu ikuti aku."

Kano :"Baik."

Mereka pun keluar dari gudang senjata itu.

Kano :"(Hampir saja, tapi bagaimana jika aku tanyakan isi box ini langsung kepadanya ya? Benar juga itu bisa di coba) Emm Reina."

Reina :"Eh, iya." Dengan wajah terkejut.

Kano :"Emm, di dalam box ini isinya apa ya?."

Reina :"Oh itu, di dalamnya berisi Hybrid Vengeance atau mereka biasa menyebut dengan HV."

Kano :"Kurasa aku pernah mendengarnya dulu, oh ya itu biasa di pakai pada film film, dan yang memakainya menjadi kuat lalu pingsan."

Reina :"Xixixixi." Ketawa kecil.

Kano :"Kenapa kau tertawa?."

Reina :"HV adalah sebuah alat yang bisa membuat kita melepaskan kekuatan kita selama 3 menit tanpa kesadaran, oleh karena itu HV di setting untuk menyerap stamina. Jadi, jika staminanya sedikit maka akan mudah jatuh."

Kano :"Jadi begitu, (aku tidak terlalu paham, tapi ya sudah lah)."

Reina :"Apa itu berat?."

Kano :"Ah tidak, ini tidak berat.(tidak aku berbohong, ini sangat berat)."

Reina :"Benarkah, kalau begitu baiklah."

Kano :"Kenapa kau tanya begitu."

Reina :"Emm kenapa ya, mungkin karena orang yang terakhir mengangkat box itu punggunya patah."

Kano :"Eh? Kau ini sedang bercanda ya? hehe." Sambil memasang muka tersenyum tidak percaya.

Reina :"Benar Loh, aku tidak sedang bercanda."

Kano :"Serius?kalau begitu berarti ..."

Reina :"Kau tidak apa apa?."

Kano :"Ah tidak, aku tidak apa apa."

Reina :"Ya sudah kalau begitu."

Kano :"(BUKAN TIDAK APA APA! AKU SEDANG MENDERITA!)."

Reina :"Ngomong ngomong, kau masuk kesini sendirian?."

Kano :"Tidak, aku bersama sahabatku."

Reina :"Benar juga."

Kano :"Apa kau sendiri?."

Reina :"Iya, aku sendiri."

Kano :"Tapi, itu tidak berpengaruh dengan karirmu bukan? Kau juga bisa memulai semuanya dari sini."

Reina :"Iya, terima kasih ya."

Kano :"Untuk apa?."

Reina :"Kau kan sudah membantuku mengangkat box berat itu."

Kano :"Eh? Bukankah ini suatu hukuman untukku?."

Reina :"tidak tidak, itu bukan hukuman Loh."

Kano :"Hehe baiklah."

Reina :"Kau letakan box itu di depan ruangan itu."

Kano :"Baiklah, tapi kenapa harus di luar?."

Reina :"Eh bukan apa apa, pokok nya letak kan saja box itu di sana." Dengan wajah malu malu.

Di saat Kano Hendak meletakan box itu, ia melihat sebuah tulisan kecil bertuliskan "milik Reina".

Kano :"(Eeh jadi ini penyebab nya?). Hmmm :)." Sambil tersenyum.

Reina :"Sudah lah, letakan saja."

Kano :"Iya iya."

Reina :"Sekarang kau boleh pergi." Dengan wajah sedih.

Kano :"Ah, gawat Giro mungkin sedang mencariku, aku harus bergegas."

Giro :"Tidak perlu."

Kano :"Eh, Gi- Giro? Kenapa kau kesini?." Sambil ketakutan.

Giro :"Tidak perlu di kasih tau, kau mungkin sudah tau."

Kano :"Emm, maaf ya aku sudah membuatmu khawatir."

Giro :"Aku tidak khawatir jika untuk kehilanganmu, tapi aku khawatir jika kah membuat masalah. Jadi, tolong maafkan dia jika dia membuat onar."

Reina :"Eh, tidak kok, dia malah membantuku."

Giro :"Benarkah? Tidak kusangka akhirnya kah bisa berguna."

Kano :"Jahat."

Giro :"Oh iya, aku Giro Harasuki, salam kenal."

Reina :"Iya, aku Reina Nakajima, salam kenal juga, senang bisa berkenalan dengan putranya Pak Harasuki."

Giro :"Ah iya, hehe."

Kano :"Baik baik, ngomong ngomong kak Reina, bukan kah kau sedang terburu buru?."

Reina :"Ah iya, aku hampir lupa, kalau begitu sampai jumpa kalian berdua."

Kano :"Ya sampai jumpa."

Giro :"Sampai jumpa, hei tunggu dulu tadi itu apa? Kau mengganggu ku."

Kano :"Hah? Aku hanya mengingatkan dia karena dia sedang terburu buru."

Giro :"Ah kau ini, sudah lah lebih baik kita bertemu ayah sekarang, kita juga sudah telat."

Kano :"Iya iya."

-------------------------------------