Pertandingan pun berjalan dengan sengit, keduanya saling jual beli serangan. Hingga di saat saat terakhir, serangan terakhir Suzuki hampir mengalahkan Asato, tetapi karena kurangnya pengalaman bertarung, ia pun harus kalah karena terkena serangan balik dari Asato.
Suzuki :"Sialan padahal tinggal sedikit lagi."
Asato :"Heh, aku sudah menghajarnya, ayo kemari dan hajarlah aku Alfred."
Alfred :"Tidak ada pilihan lain. Kau mundurlah kau sudah berjuang dengan sebaik mungkin, tadi itu sangat fantastis, aku yakin kau hanya butuh pengalaman yang lebih banyak." Sambil melirik Suzuki.
Sazuki :"Aku mengerti.(Sialan!!)"
Asato :"Ini dia yang aku tunggu, ayo kita mulai pertarungan nya."
Pertarungannya pun dimulai, mereka benar benar sangat sengit. Asato menggunakan skil Blade Graduance andalanya, sedangkan Alfred hanya menggunakan kecepatannya dan refleknya saja. Tetapi itu semua sudah menyajikan pertarungan yang sangat sengit, hingga hampir tidak ada waktu untuk sekedar mengedipkan mata. Pada suatu momen Asato hendak menyerang ke sisi kiri Alfred, ternyata itu adalah perangkap dari Alfred ia pun mengembalikan keadaan. Alfred menghajar Asato dengan serangan tanpa henti. Akhirnya Asato terpojok dan tumbang di hadapan Alfred. Pertandingan selesai dan Alfred adalah pemenangnya.
Asato :"Tidak mungkin, dia sangat cepat."
Alfred :"Apa kamu mau bertanding sekali lagi denganku?"
Asato :"Apa kau gila?"
Alfred :"Baiklah, aku hanya bercanda."
Sementara itu di sisi Kano . . .
Kano :"Kemampuanya adalah mengandalkan kecepatannya?"
Asagiri :"Tidak juga, dia masih belum menggunakan Ardialnya."
Kano :"Apa?, jadi dia hanya menggunakan kekuatan fisik."
Asagiri :"Tentu, dia sangat sulit dikalahkan."
Kano :"Bicara mengenai Ardial, apa kau punya saran agar aku segera mendapatkan Ardialku?"
Asagiri :"Saran?, emm mungkin lebih banyak latih tanding."
Kano :"Kalau itu aku selalu melakukannnya setiap hari."
Asagiri :"Heh? Serius? Dengan Giro?"
Kano :"Eeh, ya bisa di bilang seperti itu."
Asagiri :"Kenapa kau tidak memberitahuku?, padahal aku ingin melihatnya."
Kano :"Mana aku tahu."
Kano :"Ngomong ngomong, apa kau tahu Ardial terkuat di dunia ini?"
Asagiri :"Kalau namanya aku tidak tahu, tapi kalau bentuknya mungkin aku tahu."
Kano :"Seperti apa bentuknya?"
Asagiri :"Mungkin seperti penguat fisik, agar bisa tahan lama saat di pertempuran."
Kano :"Oh, memangnya belum ada yang dapat Ardial seperti itu?"
Asagiri :"Menurut catatan belum sih, kalau memang ada mungkin dia bisa jadi yang terkuat."
Kano :"Emm, apa kau sudah mendapatkan Ardialmu?"
Asagiri :"Sudah, tetapi mungkin punyaku belum terlalu aku mengerti, hehe."
Kano :"Heeh, (Kuharap aku segera mendapatkannya juga, aku penasaran bagaimana Ardialku)."
Asagiri :"Kurasa aku harus kembali, aku ada janji sama temanku."
Kano :"Baiklah."
Asagiri :"Kalau kau ingin menemui Alfred, dia biasanya akan berlatih di tempat pelatihan setelah ini."
Kano :"Heh?, (Dia bahkan tahu sejauh itu, seberapa dekat dia dengan Alfred? Mengerikan)."
Asagiri :"Kalau begitu sampai jumpa."
Kano :"Ah iya, sampai jumpa."
Selanjutnya Kano pun pergi ke tempat pelatihan, di sana sudah ada Giro. Ia pun menghampiri dan menyapanya, dan mereka pun asik berbincang disana. Sampai pada akhirnya Alfed datang dengan bahasa inggris nya.
Alfred :"Hi everyone, ready to warming up?"
Giro :"Kau kenal dia?" Sambil berbisik kepada Kano.
Kano :"Ah dia yang sedang ku tonton tadi."
Giro :"Tonton? Tonton apa?"
Kano :"Emm, hai mau berlatih dengan kami?" Bertanya kepada Alfred sambil sedikit gugup
Giro :"Hei tunggu dulu, kau mengajaknya?"
Alfred :"No problems, Lets do it."
Giro :"Apa kau bisa berbaha . . ."
Alfred :"Oh tentu aku bisa."
Giro :"Kenapa tidak dari tadi."
Alfred :"Namaku Alfred Weiner, dan aku akan berlatih dengan kalian kali ini."
Giro :"Oh, sepertinya aku pernah mendengar namamu."
Alfred :"Oh ya? Terima kasih."
Kano :"Kalau begitu, kita akan berlatih bagaimana?
Giro :"Death match."
Kano :"Heh? Serius?"
Giro :"Iya benar."
Alfred :"Kalian unik sekali, baiklah aku akan meladeni kalian."
Giro :"Peraturannya simpel, bertarung sebisa kalian dan tanpa Ardial."
Alfred :"Ok."
Kano :"Anu . . ."
Giro :"Pertarungan dimulai."
Kano :"Heeeeh."
Mereka pun mulai bertarung, mereka menggunakan senjata mereka masing masing. Kano menggunakan pendek, Giro dengan Desert Eagle dan Shot gunnya, sedangkan Alfred dengan tombak nya. Mereka menyerang siapa pun yang mereka ingin serang. Hingga pada saat Giro lengah, ia diserang oleh kedua musuhnya itu. Sontak Giro pun memutar akal nya, ia membelakangi lawan dan dengan tiba tiba ia menembak senjata mereka ke samping dengan Shot gun nya. Dengan begitu serangan mereka berdua meleset.
Alfred :"(Dia . . ., Heh boleh juga dia)."
Kano :"Keren, kau bahkan melencengkan serangan kami."
Giro hanya membalasnya dengan senyuman. Seakan akan, itu semua sudah terencana oleh Giro
Alfred :"Tidak apa apa, tadi itu sudah cukup baik kawan."
Kano :"Baiklah, bersiaplah untuk serangan bertubi tubi Giro."
Giro :"Kau juga, ingatlah musuhmu bukan aku saja."
Kano :"Aku tahu, tapi sekarang sainganku adalah kau."
Alfred :"Baik sekarang pertandingan dimulai lagi."
Mereka bertanding lagi, tetapi kali ini lebih sengit. Tanpa sadar mereka melancarkan serangan membunuh satu sama lain, tapi tentu saja mereka mampu melawannya. Pertandingan tampak semakin seru suara tembakan dan pedang mulai terdengar keras, para cavalry mulai berdatangan melihat latihan mereka. Dan pada akhirnya pada serangan terakhir mereka menyerah dengan sendirinya.
Giro :"Aku menyerah, peluruku sudah habis sepenuhnya
Alfred :"Aku juga, kalau aku tidak bertarung dengan si Asato tadi mungkin aku masih punya tenaga untuk menghajar kalian."
Kano :"Aku . . ., Sebenarnya aku masih belum apa apa , ya sudahlah aku juga menyerah, aku juga sangat capek."
Alfred :"Sepertinya seri ya, aku akan ingat pertandingan kali ini."
Tiba tiba mereka dihujani tepuk tangan dari orang orang yang menonton pertandingan mereka. Dan tanpa sadar disana juga ada Reina yang menonton pertandingan mereka.
Alfred :"Wah sepertinya kita membuat panggung sendiri ya."
Giro :"Ya, kurasa tadi itu lumayan." Sambil menepuk pundak Alfred.
Kano :"Yaah, jadi terlalu ramai, apa kita harus pergi dari sini sekarang?"
Giro :"Kurasa begitu."
Afred :"Baiklah sepertinya aku harus berpisah dengan kalian, ada hal yang harus aku lakukan sekarang, terimakasih untuk pertarungannya."
Giro :"Ya."
Alfred :"Sampai jumpa kalian berdua."
Kano :"Sampai jumpa."
Alfred pun pergi meninggalkan mereka, begitu juga kerumunan yang tadi sempat menonton mereka bertiga sekarang mulai bubar.
Giro :"Sekarang coba jelaskan padaku, apa yang kau maksud tonton tadi."
Kano :"Oh, jadi dia tadi sehabis bertarung dengan senior Asato dan dia menang."
Giro :"Oh, kenapa kau tidak mengajakku? Kalau kau mengajakku aku mungkin akan tahu bagaimana dia bertarung dan aku bisa membuat rencana agar au bisa menang darinya."
Kano :"Sudahlah, aku sudah mencarimu tetapi kau tidak ada di sekitar asrama pria."
Giro :"Oh, tadi aku sedang di ruang ayahku."
Kano :"Ada apa?"
Giro :"Kita akan segera membuat tim."
Kano :"Oh, emm, ngomong ngomong apa kau sudah mendapatkan Ardialmu?"
Giro :"Apa aku harus menjawabnya sekarang?"
Kano :"Harus."
Giro :"Sudah."
Kano :"Apa? Kau sudah mendapatkannya? Kenapa kau tidak bicara padaku?"
Giro :"Apa yang harus aku bicarakan?"
Kano :"Ah kau ini, kau tahu kan aku belum mendapatkannya sejauh ini."
Kano :"Jadi, seperti apa Ardialmu?"
Giro :"Aku bisa membuat senjata yang aku pikirkan tetapi hanya maksimal 2 senjata dalam 1 hari."
Kano :"Hebat."
Giro :" Tidak juga."
Kano :"(Ah, aku iri sekali. Tapi minimal dia tidak mendapatkan Ardial langka itu, kalau sampai dia mendapatkannya mungkin aku akan tetap di kamar sampai mati)."
Giro :"Ayo kembali, kita akan ketinggalan kelas."
Kano :"Ah iya."
Mereka pun kembali ke kelas, dan yang tersisa hanya Reina yang masih melihat mereka berdua dari atas.
Reina :"Luar biasa."