Alice saat ini sedang berjalan, dengan tujuan untuk kembali memimpin pasukannya setelah melakukan sebuah tradisi yaitu, negosiasi akhir sebelum perang meletus.
Walaupun Alice terlihat sangat kejam, namun sebenarnya Ia ingin segera memulai pertempuran akhir karena tidak ingin berurusan dengan berbagai dokumen yang sudah menumpuk di meja kerjanya.
Pada awalnya, tujuan Alice untuk menguasai dunia adalah ingin menciptakan sebuah suasana baru tanpa hal yang merepotkan, tetapi hal tidak terduga menimpa Alice. Hal terduga itu ialah sebuah siksaan neraka bagi Alice, terlebih lagi Alice merupakan seorang gadis yang tidak cukup pintar.
Siksaan neraka itu ialah tumpukan dokumen mengenai berbagai hal.
Bahkan, Alice terkadang kabur dari tugasnya tersebut, sementara bawahannya hanya geleng-geleng kepala sembari menunggu kepulangan Alice yang tak jelas kapan.
Kembali ke pertempuran...
Menatap kembalinya sang pemimpin yaitu Alice, para Eptagram Guardian sudah yakin perang akan dimulai tidak akan lama lagi, bahkan mungkin perang itu bisa merenggut nyawa mereka. Tetapi, mereka tetap teguh untuk tetap setia kepada Alice yang merupakan pencipta mereka semua.
Sebelum perang itu merebut nyawa mereka, para Eptagram Guardian memutuskan untuk mengobrol sejenak sembari menunggu Alice.
Para Eptagram Guardian juga selalu mengingat perkataan Alice, untuk tidak meremehkan musuh karena bisa berakibat fatal. Terlebih lagi, banyak kekalahan yang terjadi akibat terlalu meremehkan musuh.
"Menurutmu apakah kita akan hidup?" Aeter bertanya kepada para Eptagram Guardian.
"Tentu saja, bukankah kematian merupakan kehormatan atau pengabdian tertinggi yang bisa kita berikan kepada Sang Penguasa Mutlak atau Ratu Dunia Bawah?" Ujar Arina dengan nada santai.
"A-anuu... Tapi tetap saja, Yang Mulia Alice ingin kita tetap hidup," Astaroth menjawab pernyataan Arina.
"Tapi-tapi, bagaimana jika terjadi sesuatu kepada Yang Mulia?" Aeter bertanya.
"Kenapa kalian khawatir? Seluruh alur perang ini sudah berada di genggaman Yang Mulia, jadi kalian hanya perlu mengikutinya," Exypno menjelaskan kepada para Eptagram Guardian sembari memperbaiki posisi bridge kacamatanya.
"Aku, setuju, dengan, pernyataan, Exypno," Eques berbicara dengan nada seperti orang yang kesulitan berbicara.
Arina kemudian menepukkan tangannya beberapa kali dengan tujuan agar para Eptagram Guardian tidak berbicara lagi.
"Baik, baik, sekarang tunjukkan kesetiaan kalian kepada Yang Mulia,"
"Ya!"
Suara langkah serta zirah milik Alice mulai terdengar semakin jelas, yang menandakan bahwa Ia sudah mulai mendekat ke arah pasukannya.
Setelah Alice mulai mendekat, seluruh bawahannya secara otomatis berlutut dengan kepala menunduk. Mereka bukan merendahkan harga diri mereka, tetapi berlutut serta menunduk, atau bahkan bersujud merupakan salah satu bukti kesetiaan mereka terhadap Alice, yang tak lain adalah pencipta sekaligus pemimpin mereka.
"Angkat kepala kalian," Ujar Alice dengan nada dingin.
Seluruh pasukan atau bawahan Alice lalu mengangkat kepala mereka masing-masing setelah diperintahkan.
"Baiklah, Sesuai dengan rencana yang telah diputuskan, Aku sendiri akan melawan Alpha, sedangkan untuk para Eptagram Guardian, Aku memerintahkan kalian untuk memimpin pasukan demi mengalahkan para malaikat,"
"Kita akan melakukan pemusnahan mutlak! Jangan sisakan 1 orang pun!"
Walaupun suara Alice tidak terlalu besar, namun Ia mengkombinasikan dengan sebuah sihir khusus agar terdengar oleh seluruh pasukan.
"Baiklah, TUNJUKKAN NERAKA HIDUP BAGI PARA BELATUNG ITU!!" Alice tiba-tiba meninggikan nadanya, yang membuat seluruh bawahannya langsung bersemangat.
∆∆∆∆∆∆∆
Perang pun dimulai, seluruh pasukan Alice mulai mengeluarkan sayap dari dalam punggung mereka, agar bisa terbang demi melawan malaikat.
Jika dilihat dari kejauhan, pasukan Alice beserta Alpha yang bertarung di langit terlihat layaknya serangga kecil dengan jumlah sangat banyak.
Agar Dunia Alpha tidak mengalami kehancuran, Alice beserta Alpha bertarung di sebuah dimensi lain, yang sama sekali tidak memiliki penghuni. Walaupun ada, mungkin orang tersebut akan segera mati karena dimensi tersebut memiliki tingkat kepadatan sihir yang tinggi.
Bila diibaratkan, tingkat kepadatan sihir sama seperti tekanan air di lautan, jika tekanan semakin kuat, maka tekanan itu bisa menghancurkan suatu benda tertentu, tergantung dari kuat atau tidaknya tekanan itu.
Alice saat ini sedang berdiri dengan saling berhadapan dengan Alpha, serta jarak mereka berdua sekitar 1 kilometer.
Secara perlahan, kulit Alice mulai berubah menjadi warna ungu gelap, serta seluruh bagian matanya mulai berwarna merah, yang sebelumnya hanya pupil saja.
Beberapa corak berwarna ungu terang, mulai terbentuk di seluruh bagian kulit Alice termasuk wajah miliknya. Kuku milik Alice juga sedikit memanjang dari sebelumnya, bahkan sarung tangan yang dipakai oleh Alice sampai robek.
Di sisi lain, hampir seluruh tubuh Alpha mulai berubah warna, yang semula putih menjadi emas, serta mata milik Alpha yang semula emas menjadi warna ungu terang. Lalu pupil milik Alpha juga memiliki motif atau corak seperti sebuah.
Alice serta Alpha kini berada dalam bentuk akhirnya, atau bisa juga disebut Final Transform.
Alice memakai wujud asli dari True Evil God, sedangkan untuk Alpha memakai wujud asli dari True Holy God.
Alice beserta Alpha juga mengeluarkan aura mereka masing-masing dengan intensitas sangat besar, bahkan timbul angin yang sangat kencang layaknya badai dengan tingkat bencana alam akibat aura Alice beserta dengan Alpha.
Kretakkk....
Tanah di sekitar Alice beserta Alpha mulai retak karena kekuatan besar mereka masing-masing.
Secara tiba-tiba, mereka berdua melesat dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya. Bahkan, mata yang memiliki kemampuan khusus juga akan sangat sulit untuk melihatnya.
Setelah melesat, mereka berdua kembali beradu tinju, serta mengakibatkan munculnya sebuah gelombang kejut atau shockwave dengan intensitas sangat besar. Beberapa pohon serta batu di sekitar Alice dan Alpha hingga terpental karena kuatnya gelombang kejut itu.
Jika sudah dalam pertarungan menggunakan kecepatan seperti itu, maka sihir atau skill yang membutuhkan jeda akan tidak berguna, sehingga Alice serta Alpha hanya menggunakan skill dan sihir secukupnya saja. Bahkan, Universe Item sudah kurang efektif lagi, karena Alice beserta Alpha memilikinya, sehingga Chain Effect pasti terjadi.
Setelah beradu pukulan yang pertama, Alice serta Alpha kemudian saling bertarung dengan gaya mereka masing-masing. Alice menyerang Alpha secara brutal menggunakan kombinasi gerakan pukulan serta tendangan. Di sisi lain, Alpha melakukan hal yang serupa, sehingga serangan mereka berdua seringkali saling membentur satu sama lain.
Daggghhh!
Duggghhh!
Baggghh!!
Baagghh!!
Bugghhh!!
Lalu, Alice mengumpulkan energi di tangan kanannya, kemudian langsung menghantam kedua tangan milik Alpha yang sedang menangkis dengan bentuk [II].
Alpha seketika terpental cukup jauh karena pukulan Alice. Alice kemudian melesat untuk mengejar Alpha dengan kecepatan tinggi, sehingga pertarungan jarak dekat kembali terjadi.
Dengan kecepatan kilat, mereka berdua kembali beradu serangan menggunakan tangan maupun kaki sembari terus melesat dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya.
Bahkan tanpa mereka sadari, Alice dan Alpha sudah keluar dari bumi dan sedang berada di luar angkasa, lebih tepatnya di antara bumi dan bulan. Berbeda dengan makhluk kebanyakan, Alice dan Alpha tidak memerlukan oksigen untuk bernafas sehingga bertarung di mana saja bisa mereka lakukan.
Tanpa emosi, Alice dan Alpha bertarung dengan ekspresi tenang, karena mereka berdua tau jika emosi akan mengubah segalanya.
Setelah terus beradu pukulan dan tendangan selama beberapa menit, mereka berdua menyadari jika hal itu terus berlangsung, maka sampai kapan pun pertarungan ini tidak akan selesai.
Alice kemudian melesatkan tubuhnya dengan tujuan membuat jarak dengan Alpha, Ia lalu memunculkan tujuh bola berwarna ungu di punggungnya.
Kemudian Alice melesatkan ketujuh bola ungu itu secara bergantian dengan jeda singkat ke arah Alpha. Di sisi lain, Alpha mengeluarkan sebuah tongkat berwarna putih, lalu Ia sedikit memutar tongkat tersebut, dilanjutkan dengan mengayunkan tongkatnya ke arah bola ungu itu.
Bola ungu yang terkena tongkat putih milik Alpha seketika meledak layaknya sebuah bom. Selagi Alpha sibuk menahan bola ungu milik Alice, Alice mulai mengumpulkan energi di tangannya, lalu melesat ke arah Alpha dan menghantam kepalanya dengan keras.
BUGGHH!!!
Alpha seketika langsung terpental sembari memegang tongkat hingga membentur permukaan bulan serta menciptakan kawah yang cukup besar akibat benturan itu.
Alice melesat ke arah Alpha yang membentur permukaan bulan sembari menarik sebuah pedang andalan miliknya dari Void Room atau dimensi pribadi milik Alice.
Pedang yang di pegang Alice memiliki nama Greatsword of the Underworld Queen. Pedang itu memiliki bilah dengan bagian pinggir berwarna hitam, lalu di lanjutkan dengan warna abu-abu serta tengah bilahnya berwarna ungu dengan tulisan kuno berwarna merah darah yang menyala.
Gagang Greatsword of the Underworld Queen memiliki bentuk persegi panjang dengan warna hitam, serta sebuah rantai hitam yang di bagian bawah gagangnya. Rantai hitam itu mengikat tangan Alice, dengan tujuan agar pedang milik Alice tidak terlepas.
Di sisi lain, Alpha mulai mengubah tongkatnya menjadi sebuah tombak dengan ujung tombak berwana emas.
Alice melesat dengan kecepatan tinggi ke arah Alpha, sedangkan Alpha mulai bangkit dan memasang posisi kuda-kuda sembari memegang tombak.
Setelah beberapa saat, ujung bilah pedang milik Alice mengarah ke Alpha, tetapi Alpha menahan ujung bilah pedang Alice menggunakan tongkatnya.
Mata berwarna ungu terang milik Alpha langsung bersinar, sembari menatap Alice.
Setelah itu, banyak asteroid dengan kecepatan tinggi mengarah ke Alice dan langsung menghantam zirahnya, sehingga Alice terpental cukup jauh.
Alpha segera melesat ke arah Alice dan langsung meraih leher Alice menggunakan tangan kanan miliknya, lalu menggenggam leher Alice dengan posisi mencekik.
Alice yang masih dalam keadaan terpental, tidak bisa melawan ketika lehernya dicekik oleh Alpha, namun ia berusaha mengaktifkan seluruh skill pertahanan miliknya.
Alpha mencekik Alice sembari melesat dengan kecepatan tinggi, lalu Ia menjadikan Alice sebagai perisai dengan mencekik Alice dengan posisi tubuh saling berhadapan.
Dengan sengaja Alpha menabrak beberapa meteor, hingga zirah milik Alice mulai retak.
Brakkk!!!
Gubrakkk!!!
Hingga ujungnya, Alpha membenturkan tubuh Alice ke permukaan planet mars menggunakan cara dilempar dengan kecepatan tinggi, sehingga membentuk sebuah kawah yang sangat dalam.
Gebrakkkkk!!!
Alice kemudian mulai bangkit dengan perlahan-lahan, serta tubuhnya mulai mengeluarkan darah berwarna hitam yang bercucuran keluar dari zirahnya.
"Sialan,"
Alice sedikit memegang bagian punggungnya yang menghantam banyak benda sebelumnya.
Alice menancapkan pedangnya dengan kuat di permukaan Planet Mars, lalu merapalkan sebuah mantra.
"me ti dýnamí mou os vasílissa
Sas diatázo na xypnísete..."
Seketika Alpha berhenti melesat, karena merasa pernah mendengar rapalan mantra itu.
Di dunia saat ini, mantra serta sihir merupakan hal yang berbeda, karena sihir bisa dikeluarkan menggunakan lingkaran sihir ataupun tanpa lingkaran sihir. Sedangkan mantra merupakan gabungan skill dan sihir yang hanya bisa dikeluarkan menggunakan kata-kata tertentu.
"DEEP DARKNESS DRAGON GOD!!"
Seluruh permukaan Planet Mars, mulai berubah warna menjadi hitam secara perlahan, namun dengan rentang waktu yang sangat singkat.
Di lanjutkan dengan seluruh permukaan Planet Mars mulai retak layaknya sebuah cangkang telur yang akan segera menetas. Setelah beberapa saat, seluruh permukaan Planet Mars lalu pecah bagaikan sebuah telur.
Dan dari dalam Planet Mars muncul sebuah naga dengan memiliki tinggi seukuran planet mars, serta tubuh yang sangat panjang.
Naga tersebut berwarna hitam dengan bentuk ular, dengan mata merah menyala, serta memiliki 4 kaki di tubuhnya. Sementara itu, Alice berdiri di dahi dari Deep Darkness Dragon God atau DDDG agar bisa mengendalikannya.
DDDG merupakan seekor naga yang tak memiliki akal, dan hanya bisa dikendalikan oleh pengguna sihir atau mantra kegelapan dengan kelas setara dewa. Walau tak memiliki akal, DDDG merupakan salah satu entitas terkuat yang sangat sulit untuk dikendalikan.
Bahkan Alice sampai menusukkan banyak sel tubuhnya yang membentuk layaknya sebuah selang. Karena tubuh Alice tertutup armor, menyebabkan selang yang merupakan sel tubuh Alice keluar melalui tangan serta lehernya.
Jika seluruh selang itu dipotong, maka kendali Alice atas Deep Darkness Dragon God akan hilang, serta DDDG mungkin tidak akan terkendali, dan bisa menyebabkan kehancuran dahsyat di sebuah galaksi.
Alice hanya terdiam karena fokus mengendalikan DDDG sembari terus berdiri.
"Aku tidak menyangka bisa melihat Deep Darkness Dragon God di sini, dan saat ini,"
"Sepertinya Aku akan coba mengincar dia terlebih dahulu, tetapi jika tidak bisa maka Aku akan menunjukkan kekuatan Dewa sesungguhnya,"
Alpha berbicara sendiri sembari terus menatap DDDG dengan perasaan takjub.
Deep Darkness Dragon God atau DDDG merupakan sebuah makhluk yang tercipta akibat kejahatan yang mulai menyelimuti dunia jutaan tahun lalu.
Pada awalnya, Sang Pencipta Dunia ingin menciptakan sebuah dunia dengan penuh kedamaian, kebahagiaan, serta tanpa adanya kejahatan. Namun entah bagaimana, kejahatan perlahan-lahan mulai menyelimuti dunia.
Aura kejahatan itu mulai berubah menjadi sebuah makhluk dengan ukuran sangat besar yang memiliki nama True Deep Darkness Dragon God.
Demi mengalahkan True Deep Darkness Dragon God yang berpotensi menghancurkan segalanya, Sang Pencipta kemudian mengorbankan dirinya demi memecah True Deep Darkness Dragon God menjadi beberapa bagian, yang tersebar di beberapa alam semesta.
Serta Ia juga membagikan kekuatannya kepada seluruh makhluk, agar bisa bertahan menghadapi ancaman True Deep Darkness Dragon God atau pun "makhluk itu".
Salah satu pecahan dari True Deep Darkness Dragon God kini sedang dikendalikan oleh Alice.
True Deep Darkness Dragon God merupakan bentuk asli, sedang Deep Darkness Dragon God merupakan sebuah bentuk pecahan dari True Deep Darkness Dragon God.
Untuk Darkness Dragon Lord merupakan sebuah bentuk murni yang diciptakan oleh Alice demi tujuan meniru Deep Darkness Dragon God, namun sayangnya kekuatannya tidak bisa dibandingkan antara DDDG dan DDL.
Dengan kecepatan tinggi, DDDG mencoba untuk membenturkan kepalanya ke arah Alpha, namun Alpha mampu menghindarinya dengan melompat, lalu mendarat di kepala dari DDDG, tepat di hadapan Alice.
Sembari membawa tombak miliknya, Alpha mulai berlari ke arah Alice dengan posisi, seolah-olah bersiap menusuk Alice.
∆∆∆∆∆∆∆
Setelah kepergian Alice ke dunia lain, Arina Sirius menjadi pemimpin seluruh pasukan bawahan Alice.
Pertarungan dahsyat antara pasukan milik Alice dan Alpha, kini mulai merambat ke berbagai tempat, termasuk juga kota Asten. Seorang Undead dengan tubuh besar dan di penuhi oleh darah memakan beberapa penduduk kota Asten hidup-hidup demi meregenerasi tubuhnya.
Undead itu memiliki tubuh gemuk, dengan kulit putih pucat serta banyak jahitan di kulit Undead itu. Ia juga memiliki tinggi sekitar 3 meter.
Undead itu memiliki nama jenis Cadaver. Seluruh tubuh Cadaver di lapisi oleh zirah ungu, serta Cadaver juga membawa sebuah senjata yaitu pisau daging berukuran sangat besar.
"Arggghhhh!!!"
"Tolo-argghhh!!!"
Beberapa orang berteriak kesakitan karena tubuhnya dikunyah oleh Cadaver secara perlahan-lahan. Di sisi lain, beberapa Guardian Angel terus melancarkan sihir cahaya kepada Cadaver, namun tidak terlalu berpengaruh karena Cadaver terus beregenerasi dengan memakan para penduduk.
Di sisi lain, seorang Seraphim terlihat sedang bertarung dengan sangat sengit melawan seorang True Flame Archdemon.
Seraphim itu memiliki wujud layaknya seorang malaikat, tetapi memiliki enam sayap di punggungnya, serta Ia juga mengenakan zirah putih lengkap.
Di sisi lain, True Flame Arch Demon memiliki wujud iblis api, dengan seluruh tubuh miliknya memiliki warna merah, bahkan terdapat beberapa corak di tubuhnya yang terlihat bagaikan aliran lava.
Mereka berdua saling kejar-mengejar di udara seperti sebuah dogfight yang dilakukan oleh pesawat tempur.
Posisi TFAD atau True Flame Arch Demon berada di belakang Seraphim, TFAD terus menerus mengeluarkan laser api dari mata miliknya ke arah seorang Seraphim yang terus terbang dengan arah yang acak.
Tanpa memberi Seraphim kesempatan, TFAD terus menerus mengeluarkan laser api dari bagian matanya, sehingga lingkungan sekitar yang semula hijau, kini berubah menjadi lautan api.
Sementara itu, seorang Guardian Angel terpojok oleh beberapa undead dengan wujud serigala putih. Guardian Angel itu memiliki nama John.
"Sialan! Apakah Aku akan kembali mati?"
Keringat dingin mulai membasahi kepalanya yang masih mengenakan helm serta zirah lengkap berwarna putih.
"Grrrrr..."
Suara erangan beberapa serigala semakin terdengar jelas, seolah-olah para serigala itu siap menerkam John.
"Baiklah tidak apa-apa, setidaknya tugasku telah berakhir, dan Aku akan pulang ke Alam Valhalla,"
"Oh Tuhan yang agung, tugas hamba kini telah berakhir, tempatkanlah hamba di dalam Alam Valhalla bersama-"
Belum selesai berdoa, para serigala itu langsung menerkam John dan mulai mencabut zirah putih milik John dengan paksa.
Serigala putih itu kemudian mulai memakan tubuh John dengan brutal, hingga darah segar bercucuran di segala arah.
Di sisi lain, lebih tepatnya di sebuah lapangan luas, banyak malaikat serta Seraphim yang bertarung melawan banyak undead atau pun iblis. Pertarungan tersebut bisa di katakan sangat berdarah, karena banyak mayat bertumpukan serta genangan darah yang sangat banyak.
Begitulah gambaran singkat tentang suasana yang terjadi di medan perang.
∆∆∆∆∆∆∆
Para Eptagram serta Great Angel atau malaikat Agung bertarung di tempat lain, serta mereka bertarung dalam kelompok.
Di sisi Eptagram Guardian, membentuk sebuah formasi khusus, yaitu :
Aeter berada di paling depan sebagai perisai atau seorang tanker.
Lalu di barisan kedua, Ada Arina Eques, dan Azami yang berperan sebagai pembunuh serta fighter.
Sedangkan untuk posisi paling belakang di tempati oleh Astaroth serta Exypno.
Di sisi Great Angel, mereka juga membentuk formasi yang tidak jauh berbeda dengan Eptagram Guardian, yaitu :
Uriel berada di posisi paling depan sebagai tanker atau perisai tim.
Lalu di barisan kedua terdapat Rafael, Gabriel dan Sealtiel yang berperan sebagai pembunuh serta fighter.
Yuriel dan Sariel berada di posisi paling belakang.
"Flame of Gomora!"
"Song of Jericho!"
"Ashura Power up!"
"Six Slash of Izanagi!"
"Aphrodite Great Illusion!"
"Break Despair!"
Begitulah sebagian kecil sihir ataupun skill yang keluar di pertarungan tersebut.
=== Catatan Author ===
Halo! Terimakasih telah membaca chapter 4 ya!
Untuk pertarungan lengkap antara Eptagram Guardian melawan Great Angel akan tersedia di side story atau mungkin special chapter.
Tidak terasa yah, sudah memasuki chapter 4.
Jangan lupa untuk terus support authornya ya!
Bagi yang mau donasi bisa cek link berikut : https://saweria.co/Fallentear
Special thanks too : Dela & Boo
Thanks All ^^