Keesokan harinya.
Ariadne terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Namun lehernya sedikit pegal dan bagian pinggangnya juga terasa pegal. Hal itu adalah hal yang sangat wajar.
Avery masih tertidur di sampingnya. Dan Ariadne membangunkan suaminya itu dengan cara meraba bagian wajah Avery dengan setuhan yang lembut.
Tentu saja sentuhan Ariadne mampu membuat Avery membuka kedua matanya. Lelaki itu tersenyum manis pada Ariadne. "Hmm, kau sudah bangun sayang?"
Ariadne menganggukkan kepalanya. "Aku sudah terbangun sejak satu menit yang lalu. Aku bermimpi sesuatu."
"Apa? Kau memimpikan hal apa? Apakah kau bermimpi menggendong bayi kita?" Tanya Avery dengan terkekeh pelan dan mencubit ujung hidung mancung Ariadne dengan gemas.
"Hmm, tidak. Emm, aku bermimpi tentang hal yang menyeramkan. Avery, aku merasakan perasaan yang khawatir dan takut sejak kemarin siang." Kata Ariadne dengan sendu.
Mendengar istrinya berkata seperti itu, Avery langsung memposisikan tubuhnya untuk duduk.