"Siapa sih? Gue lagi ngak nerima ta...."
Alex langsung terdiam saat melihat siapa orang yang ada di hadapannya saat ini.
"Lo.. Lo ngapain ke sini?" Tanya Alex bingung.
Orang itu hanya tersenyum kecil ke arah Alex tanpa menghiraukan pertanyaan yang sudah dilontarkan laki laki itu.
"Kalo orang nanya tuh di jawab, jangan senyum- senyum ngak jelas." Rutuk Alex melihat senyuman Naura yang sama sekali tidak membantu menjawab pertanyaannya.
"Hai Lex." Ucap Naura sambil menunjukkan senyum manisnya kepada Alex.
"Anjir, malah nyapa lagi, jawab pertanyaan gue, lo itu ke sini mau ngapain Naura? Dan lo tau dari mana kalau ini kamar gue?" Tanya Alex sambil berusaha menahan emosinya.
Alex sembari melirik ke kanan dan kiri kamar apartementnya.
"Gue tanya sama bagian administrasi dibawah."
"Mereka ngak akan semudah itu ngasih informasi tentang penghuni di sini."
"Itu mah gampang, ngak usah dipikirin, yang penting sekarang gue udah sampai disini dengan selamat, clear kan semua masalahnya."
"Jadi lo ngapain kesini? Perasaan gue ngak ada ngundang lo."
"Lo emang ngak ngundang gue kok. Tapi hati gue yang undang gue buat ke sini."
"Apasih ngak jelas lo. Udah minggir, ngak usah ganggu gue. Bye." Ucap Alex dan hendak menutup pintu kamarnya.
Dengan cepat Naura langsung mengangkat kakinya di sudut pintu kamar Alex hingga pintu itu tidak bisa di tutup.
"Lo mau ngapain sih njir. Minggir ah. Gue capek. Ngak usah ganggu gue."
"Gue kesini ngak ada niatan buat ganggu lo kok, gue kesini cuman mau bantu obatin kaki lo aja. Tadi gue liat kaki lo luka karena jatuh dari motor. Gue janji deh, abis itu gue bakal pulang." Ucap Naura sambil mengangkat dua jarinya lalu membentuk huruf V.
"Gue bisa obatin kaki gue sendiri, ngak usah repot repot. Udah sana lo pergi."
"Gue ngak merasa di repotin kok, lagian gue juga udah capek capek loh, sampe bela belain buat beliin ini." Ucapnya sambil menunjukkan paper bag ditangannya tepat di arah Alex.
"Ngak ada yang nyuruh lo buat beli itu."
Melihat Alex yang tidak ada niatan untuk mengajaknya masuk, Naura langsung memikirkan ide cemerlang agar dirinya bisa masuk ke dalam apartement milik Alex.
"Aduh... Aduhhhh gue kebelet pipis nih. Auwwww, gue numpang ke kamar mandi bentar ya." Ucap Naura dan hendak memaksa masuk ke dalam apartement milik Alex namun langsung dihalangi oleh laki laki itu.
"Ngak usah banyak drama deh, mending sekarang lo pergi. Buruan pergi sono."
"Aduh gue ngak drama Lex, gue emang bener bener mau ke toilet. Atau jangan jangan lo mau gue ngompol disini?"
"Bukan urusan gue kali, mau lo ngompol kek, mau lo berak kek bukan urusan gue. Lagian ntar juga bakal lo sendiri yang malu." ucap Alex santai.
Naura menarik nafas lelah. Sepertinya benar benar sulit untuk bisa menerobos pertahanan Alex.
Hingga disaat Naura memutuskan untuk pergi, tiba tiba ada dua orang petugas keamanan di gedung apartement ini yang sedang patroli.
Naura langsung menarik senyum diwajahnya. 'Ternyata Tuhan masih mau bantu gue.' Batin Naura.
"Lo ngapain masih di sini? Udah pergi sono."
"Ahhhhh, aduh..... aduh kaki gue sakit. Auuuuu sakit banget Lex." Ucap Naura memijit mijit kakinya sambil melirik ke arah petugas yang kini sudah berjalan ke arahnya.
"Ehhh lo kenapa? Nga usah banyak drama ya lo. Ngapain sih lo njir."
Alex langsung terkejut begitu melihat security yang datang menghampiri dirinya dan juga Naura.
"Pacarnya kenapa mas?" Tanya salah satu petugas itu.
Alex langsung membelalakkan matanya saat mendengar ucapan petugas itu, yang mengatakan bahwa Naura adalah pacarnya.
"What? Pacar? Dia bu... auuuu."
Belum sempat Alex meneruskan kata katanya, ia langsung meringis kesakitan saat Naura menyentuk siku tangannya yang masih luka.
"Aduh maaf ya pak. Saya ngak papa kok. Kaki saya cuman sakit dikit aja, soalnya tadi saya sama pacar saya ini jatuh dari motor." Ucap Naura.
"Mas, kalau pacarnya kesakitan gitu, bawa masuk dong. Obatin ke, masa di biarin gitu aja." Ucap salah satu petugas itu.
Naura melirik ke arah Alex lalu tersenyum kecil sambil memainkan matanya.
Alex yang sudah mengerti maksud Naura langsung menatap gadis itu tajam.
"Aduh..... sakit banget kaki gue." Ucap Naura.
"Bawa masuk tuh pacarnya mas. Kasian dia kesakitan gitu."
"I.... .Iya pak. Ini mau saya bawa masuk kok." ucap Alex sambil menarik tangan Naura keras.
"Kasar amat mas sama pacarnya sendiri."
Alex semakin kesal saat petugas itu terus menerus mengatakan bahwa Naura adalah pacarnya.
"Pak, sekali lagi saya bilang ya, dia itu bukan pa..."
"Makasih ya pak. Sebenarnya pacar saya ini ngak kasar kok, dia itu baik banget kok, romantis lagi. Iya kan sayang." Ucap Naura yang kini sudah menempel di lengan kekar milik Alex.
Alex berusaha untuk melepaskan genggaman Naura di lengannya, namun Naura semakin menempelkan tubuhnya pada Alex.
"Lo gila ya? Lepas ngak? Jangan sampai gue lempar lo dari gedung ini, lepas ngak." Ancam Alex sambil terus berusaha melepas genggaman Naura.
Naura sama sekali tidak takut dengan ancaman yang dikatakan oleh Alex, dia malah semakin merapatkan tubuhnya pada Alex.
"Udah dulu ya pak. Saya sama pacar saya mau masuk dulu, bye bye." Ucap Naura lalu menarik Alex masuk ke dalam kamar apartementnya.
Setelah Alex dan Naura berada di dalam apartement milik ALex, Alex langsung melepaskan genggaman Naura dengan kasar.
"Lo apa apaan sih? Gila lo ya?" Sentak Alex pada Naura.
"Gue kan udah bilang Lex, gue cuman mau bantu ngobatin luka lo doang. Gue ngak akan aneh aneh kok."
"Gue ngak butuh bantuan, gue bisa ngobatin luka gue sendiri."
"Tapi gue ngak bisa liat lo luka kayak gitu."
"Ngak usah lebay." Ucap Alex sambil berjalan ke arah ruang tamu dan merebahkan tubuhnya di sofa single yang ada di sana.
Naura mengikuti Alex dan duduk di samping laki laki itu.
"Ngapain lo duduk di samping gue?" Tanya Alex sambil menatap Naura yang ada di sampingnya.
"Ya trus gue duduk di mana? Ngak mungkin dong gue duduk di bawah."
"Bodo amat. Makanya jangan dateng ke sini, jadi sempit tau ngak. Udah minggir lo." Ucap Alex yang mulai mengangkat kakinya.
"Ngak, gue ngak bakal minggir. Pokoknya gue mau duduk di sini, gue mau duduk di samping lo, titik."
"Lo kok batu banget sih jadi cewek? Minggir ngak? Gue mau lurusin kaki gue."
"Ya udah lurusin aja di sini, sekalian gue obatin ya." ucap Naura sambil mengangkat kaki Alex dan menaruhnya di pangkuan gadis itu.
Alex membelalakkan matanya saat melihat kakinya yang kini sudah berada di pangkuan Naura.
"Ehhh lo mau ngapain njir, lepa..." Hampir saja Alex menarik kembali kakinya dari pangkuan Naura, namun langsung di tahan oleh gadis itu.
"Udah diem dulu. Gue cuman mau obatin kok, bentar doang. Lo tahan ya." Ucap Naura yang memulai membersihkan luka Alex.
Alex akhirnya memilih untuk diam dan membiarkan kakinya di obati oleh Naura.
"Gue mau kasih alkohol dikit, ini bakal sakit jadi lo tahan bentar ya." Sebelum Naura mengoleskan alkohol pada kaki Alex, ia mencari sesuatu di dalam tasnya.
Naura mengeluarkan sebuah benda bulat berwarna kuning lalu memberikannya pada Alex.