Tentang perasaan yang selalu ada di antara mereka, mungkinkah akan bersatu?
Rayn tidak mungkin mempertanyakan itu selama ini. Setidaknya, dia benar-benar telah berusaha sampai di titik di mana dia telah menyelesaikan semua itu. Beberapa kali dia melihat ke depan cermin, beberapa kali pula dia merasa bangga telah sampai di titik yang tidak pernah dia bayangkan.
Julian masuk menuju kamar Rayn. Tidak ada yang bisa dia lakukan ketika melihat kepala pelayannya itu kini memandangnya dengan tatapan yang sendu. Bagaimana mungkin lelaki tua itu masih saja merasa bahwa dia adalah orang yang cukup untuk melepas anak muda satu ini?
"Pak, Kenapa harus memandangku seperti itu? Apakah aku masih cukup kecil untuk menikah?" Pria muda yang sedang bercermin itu berkata demikian.
Julian masih berada di depan pintu, sambil menunggu apa yang akan dilakukan oleh Rayn setelah itu. "Saya boleh masuk ke sini?"
"Bukankah Pak Julian sudah masuk ke sini?" Rayn sedikit terkekeh.