Rayn melihat suasana yang terpancar pada hutan jiwa.
"Rayn, kau tidak masuk?" tanya Honey.
Rayn mengangguk, tetapi dirinya seolah ingin mengitari hutan ini terlebih dahulu. Dia berharap menemukan sesuatu. Namun sampai dia berada di mulut gua, tidak ada yang bisa dia temukan.
"Rayn, kau ingin melakukan sesuatu yang lain?" tanya Honey lagi.
Bukan masalah itu yang sedang ada di dalam pikiran Rayn. Keanehan suasana yang terpancar dari hutan jiwa inilah yang membuatnya sedang memperkirakan beberapa hal. Mungkinkah keberadaan pamannya beberapa waktu yang lalu bersama iblis itu adalah biang keladi dari semua ini?
Honey masih saja terdiam setelah beberapa saat melihat Rayn yang seperti itu. Dia tidak ingin mengganggu pandangan Rayn yang sedang mengamati mulut gua itu.
"Kau sedang lihat apa?" tanya Honey. "Kau sepertinya tidak ingin berlanjut lebih lama di sini? Atau lebih baik kita pulang saja?"