Karena merasa ada yang kurang, Rayn tidak bisa tidur semalam. Selama ini, ia merasa bahwa tidur dengan nyenyak adalah sesuatu yang sangat mewah. Apa yang terjadi semalam benar-benar membuatnya tidak bisa melepaskan diri dari memikirkan Honey.
Walaupun merasa bisa untuk tidak tidur semalaman, Rayn memiliki batas yang jelas terhadap tubuhnya. Batas itu tidak bisa diprediksi oleh dirinya sendiri, melainkan batas yang telah tertulis oleh tubuh yang telah menemaninya selama ini.
Rayn berusaha dari jam dua belas malam untuk melakukan apa yang disebut dengan mencoba memejamkan mata. Ia memang telah memejamkan mata, bahkan mungkin sempat tertidur walaupun itu hanya sejenak. Namun, istirahat dengan cara seperti itu pasti bukanlah istirahat yang sesungguhnya. Ia masih perlu untuk istirahat lebih lanjut demi memikirkan kembali bagaimana rasanya bekerja dengan tubuh yang bugar.