Honey terbangun setelah bermimpi akan sesuatu. Ia bisa merasakan detak jantungnya yang sangat berpacu.
Bukankah aku tidak memiliki jantung?
Honey terdiam, tepat di depannya ada sebuah cermin. Bayangan yang terpantul di cermin itu ternyata membuatnya semakin takut.
"Apa yang baru saja aku bayangkan? Mengapa aku begitu takut seperti ini? Dan juga mengapa aku–bahkan–merasa tidak bisa bernapas dengan benar?"
Rayn baru saja memberikan sebuah kamar untuknya. Kamar yang baru saja membuat dirinya merasa lebih nyaman untuk mendapatkan privasi. Semua itu dilakukan oleh Rayn agar honey bisa mendapatkan kesempatan untuk berdiam diri dan merasa tenang.
"Lelaki itu, Mengapa harus melakukan seperti ini?"
Honey tersenyum. Memang, dia tidak bisa memungkiri apa yang dilakukan oleh Rayn adalah sesuatu yang manis. Ia juga tidak ingin terlunta-lunta di dalam sebuah rumah yang besar seperti ini tanpa ruangan untuk dirinya.