"Tuan," paggil Julian dari lantai bawah. Ia bisa melihat Rayn yang baru saja membuka pintu kamar dan sedang memasukkan kancing di kerah pergelangan tangannya.
"Ya?" jawab Rayn seperti biasa. Iya berjalan perlahan menuju pembatas antara lantai dua dengan lantai yang ada di bawahnya. "Ada apa, Pak? Apakah ada surat atau semacamnya di pagi hari seperti ini?"
"Bukan," kata Julian sambil menggeleng. "Baru saja perusahaan tambang yang ingin berbincang dengan tuan ingin menunda pertemuannya pagi ini. Sang direktur sedang ada masalah di keluarganya. sehingga, dia segera diminta untuk pulang ke negaranya."
Rayn melepaskan pandangan yang ke arah lain, seolah ia sedang memikirkan sesuatu. "Oh begitu? Bukankah itu adalah jadwal pertama kita? oh, kegiatan pertama kita setelah keluar dari rumah ini?"
Julian mengangguk. Meski mereka sedang berbincang dari ketinggian lantai yang berbeda, semua informasi yang diperlukan tetap tersampaikan dengan baik.