"Sudah, kita harus kembali ke rencana! berhentilah saling menatap!" kata Wildy untuk menegaskan.
Keberadaan ras di sini seolah menjadi dua hal yang saling berlawanan, menguntungkan sekaligus merugikan. Menguntungkan karena Rex bisa memberitahu poin-poin yang memang perlu dipahami oleh dua jiwa itu. Merugikan karena Rex yang masih belum mampu mengontrol perasaannya membuat honey juga terbawa akan hal itu.
Mereka bertiga pun berjalan menuju pohon yang dimaksud oleh Rex. Baik Honey maupun wildy, mereka berdua percaya dengan perkataan Rex. Mereka juga tidak ingin membuang waktu hanya untuk memperkirakan pohon mana yang akan menjadi pintu menuju dunia nyata.
Namun, Honey mendengar sesuatu. Dia menghentikan langkahnya seketika. Wildy yang mengetahui hal itu langsung berhenti dan menatap lekat-lekat Honey.
"Ada apa? kau sedang mendengar sesuatu?" tanya Wildy.
Honey kemudian menatap Rex yang jaraknya lebih jauh daripada dengan Wildy. "Apakah kau membawa teman?"