Yomi menyeringai tajam. Ia merasa bahwa Rex mungkin tidak tahu apa-apa tentang yang sebenarnya terjadi di batas dunia. "Rex, kau memang benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi bukan? kau memang terlalu fokus untuk menyalahkan Rox, saudara kembarmu, dalam permasalahan white rebellion yang tidak akan ada ujungnya itu?"
Rex meminjamkan mata. Ia menenangkan diri dari gejolak kekesalan yang benar-benar tidak lagi dapat ditahan olehnya. Semua rasa itu menjadi campur aduk, antara kesal dan menyesal. Atau bahkan, gundah dan kesedihan yang kini mulai duduk berdampingan dan meminta untuk diperhatikan.
"Kamu pikir setelah kamu memejamkan mata, kau akan mendapatkan ketenangan? Tidak Rex. Ada banyak hal yang harus kau selesaikan. Dan karena itu pula, kau sangat membutuhkan bantuanku," ujar Yomi dengan keyakinan yang utuh.
