Setiap makhluk akan selalu bertemu dengan ajalnya entah kapan itu.
Bagi Honey, semua itu tak lagi penting. Ajal para jiwa adalah ketika ia bertemu dengan malaikat maut yang akan mengawalnya hingga ke pintu alam baka.v
Kata para ketua jiwa, lebih tepatnya adalah King, tak ada rasa sakit bagi para Jiwa Yang dijemput oleh malaikat maut hingga pengadilan sang pencipta diadakan.
Mungkin memang benar bahwa para jiwa hanya memiliki wujud fisik yang dapat dilihat saja, tetapi tidak bisa disentuh oleh makhluk yang berbeda.
Tapi mengapa para peri itu bisa memborgolnya? Honey tak ingin berpikir terlalu panjang untuk masalah ini. Terlebih dengan situasi yang tak lagi kondusif, yang ia pikirkan hanya bagaimana bisa selamat dari dunia peri.
Honey memilih untuk keluar dari ruang bawah tanah persenjataan, yang itu merupakan tempat pribadi bagi pangeran.
