Tidak disangka, masakan yang ada di atas meja sungguh banyak. Rayn hanya melongo, ia menatap Jenni dengan rasa yang tidak percaya. Bahkan, ia masih sempat mengernyitkan dahi karena tidak menyangka bahwa Jenni bisa memasak.
"Jen, beneran ini kamu yang masak?" Rayn masih belum bisa percaya walaupun Julian sudah mengangguk untuk memberikan isyarat tentang fakta itu.
"Jadi, kamu nggak pernah percaya kalau aku bisa masak? Sialan kamu Rayn!" Jenni melipat tangannya. "Kalau kamu nggak percaya, lebih baik kamu nggak usah makan. Aku akan makan bersama pak Julian."
"Ya ampun, kamu jadi gampang marah ya sekarang? apakah Rezz lagi tidak menguntungkan? apakah kamu sedang ada masalah?" Rayn menarik sandaran kursi yang ia pegang sebelumnya, kemudian ia duduk di kursi tersebut.
Rayn masih terpana melihat makanan yang sungguh banyak ada di depannya. Ia bahkan melihat makanan-makanan itu dengan pandangan yang lapar.
