Hal yang tidak bisa dilupakan oleh Rayn tentang ibunya adalah selai stoberi. Setelah sekian lama tak mencium aroma asam khas stroberi, ia mulai merindukan ibunya. Ia tidak menyangka bahwa sang ibu menekuni apa yang dia sukai selama ini, selai stroberi.
Kenapa dengan selai stroberi kali ini?
Rayn memandang tempat selai itu yang berukuran setenggam tangannya. Tak ada apa-apa, tak ada yang spesial. Mungkin, ia berusaha mengingat apa saja yang sedang dipikirkan ibunya ketika membuat selai yang memiliki rasa asam ini.
"Kenapa ibu mau buat selai stroberi seperti ini?" tanya Rayn penasaran.
"Karena ibu memang suka selai stroberi. Beliau memang suka dengan penelitian yang bisa langsung diaplikasikan ke masyarakat. Yah, walaupun ini bukan penelitian yang bombastis, tapi ibu tetap berusaha melakukan yang terbaik." Julian menjelaskan sedikit. "Mungkin setelah sembuh, Tuan bisa pergi ke desa stroberi yang sedang dibangun kembali."