MYS114
"Jadi, kamu adalah jiwa yang senang berinteraksi dengan manusia?"
pangeran itu, entah mengapa, menunjukkan sikap yang berbeda daripada sebelumnya. Memang, perubahan itu tidak terlalu nampak jika Honey sudah menilai bagaimana sikap pangeran pada saat sebelum ini. Saat menuduhnya sebagai penyusup, atau ketika ia menanyakan sesuatu saat di altar.
Pangeran peri yang nampak tidak seperti peri. Namun jika ia bukan peri, pasti telinganya tidak memiliki keruncingan di salah satu sudut.
Pangeran itu tersenyum kepada Honey yang tidak tahu apa-apa.
"Ada apa denganmu? kenapa kamu malah hanya terdiam seperti ini?"
Pangeran peri yang tampan, begitulah pemikiran Honey saat itu. Ia sudah terpesona sejak di awal pertemuan mereka. Pertemuan yang tidak terlalu sempurna untuk mereka. Bahkan, tentu saja itu adalah pertemuan yang memalukan.
Honey menundukkan kepala. Ia harus mengendalikan dirinya yang bahkan sudah terpesona dengan pangeran itu sejak ia mendengar suaranya.
