Mungkin, tidak ada salahnya untuk menunggu. Mungkin, memang lebih baik dirinya menunggu daripada terdiam dan memarahi dirinya sendiri akibat sesuatu yang tidak dipahami olehnya.
Ya, apapun yang dikatakan oleh para pria matang beberapa menit yang lalu tak membuatnya menemukan poin penting. Poin yang seharusnya menjadi dasar bagi dirinya untuk memutuskan.
Justru sebaliknya. Apa yang hendak diputuskan oleh Rayn terasa semakin jauh dari RetroZ.
Berkas itu, apakah benar masih ada di sana?
Rayn tidak bisa memastikan karena dirinya belum memeriksa dengan benar saat itu. Ia yakin ada yang terambil, tetapi berkas apa itu?
Ia masih sangat ingat, tangan halus yang putih khas milik wanita itu mengambil perlahan selembar demi selembar hingga akhirnya Rayn menutup mata.
Namun, mengapa Emily tidak mengatakan hal yang jujur?
Rayn tidak bisa diam saja sekarang. Pintu ruangan itu, sungguh, membuat Rayn menjadi jengah karena membuat batas yang nyata antara dirinya dan orang di dalamnya.