Ya, Rayn merasa sedikit risih dengan keberadaan Samuel yang mungkin sedang menggiringnya. Entah, Rayn tidak ingin berspekulasi apapun tentang pamannya itu.
Namun, apa yang dilakukan oleh Samuel membuat Rayn mulai jengah. Mungkinkah, Samuel memang peduli terhadap Rayn? Atau malah sedang menggiring menuju sesuatu yang tidak akan terbayangkan oleh Rayn?
Ah, memikirkan banyak kemungkinan seperti itu ternyata membuat Rayn merasa mual. Ia tidak bisa meminta Samuel untuk segera pergi, bagaimanapun dialah satu-satunya kerabat tertua dari garis keturunan Hunter.
Rayn menarik napas panjang. Samuel bahkan sedang sibuk dengan ponsel yang digenggamnya sedari tadi. Apakah dia tidak ingat telah mengatakan sesuatu kepada keponakannya itu?
Memangnya, untuk apa dirinya ada di sini? Untuk bermain ponsel? Atau malah justru sedang merencanakan sesuatu?
Tiba-tiba pikiran Rayn menjadi kusut dan berhasil menimbulkan rasa pusing.