Rayn telah bersiap untuk pulang ke rumah.
Ia tidak merasakan apapun selain gelisah karena memikirkan sesuatu yang tidak bisa ditunda lagi. Bagaimana nasib RetroZ ke depannya? jika bukan dirinya yang akan menjadi pemimpin di sana?
Rayn menghela napas, dilihatnya sekeliling kamar yang sebentar lagi akna ditinggalkan olehnya. Beberapa malam dirinya berada di sini seharusnya cukup untuk waktu beristirahat.
Ya, seharusnya demikian.
Kecemasan yang sedang mengganggunya beberapa waktu terakhir justru membuat Rayn tak mampu beristirahat dengan tenang. Perasaan yang kini menyerangnya itu tak akan membiarkan Rayn beristirahat walau hanya sejenak.
Rayn masih harus menunggu Julian untuk menyelesaikan administrasi. Ia masih diam di atas tempat tidur dan belum turun dari sana. Daripada memikirkan hal lain, Rayn pun menekan tombol remot TV agar dirinya tidak berprikir hal berat terlebih dahulu.