Dimsum yang disajikan itu memang sangat lezat. Rayn tak akan memungkiri itu dan menikmati apa yang ada di depannya.
Hantu pria itu hanya tersenyum. "Dasar anak muda! kenapa gemar sekali makan tetapi tidak gemar untuk menambah pengalaman?"
Rayn hanya mengernyitkan dahi. Tahu apa hantu tua ini berkata seperti itu? ia bahkan sudah meninggal, untuk apa mengomentari hal yang tidak bisa diubah?
Ah, untuk apa juga aku mendengarkan omongan hantu tua itu? dia tidak bisa mengatakan apa-apa hanya karena aku melihatnya, bukan?
Rayn tetap merasa baik-baik saja. Walaupun hantu itu justru berjalan-jalan di sekitarnya, bahkan melihat-lihat apa yang ada di sana.
"Astaga, kamu bahkan tidak punya koran untuk dibaca? anak muda macam apa kamu? ckck!" Hantu pria yang berjalan itu menggelengkan kepala seraya memandang Rayn yang juga meliriknya.
Astaga, kenapa hantu ini tidak pergi?