Rayn terdiam sejenak. Seseorang yang ia kenal berada di dalam satu lift dengannya. Jika dikatakan kenal, mungkin tidak cukup tepat. Namun, Rayn yakin bahwa seseorang yang ada di depannya bukanlah orang asing.
Namun, ia masih belum menemukan ingatan yang pasti tentang sosok ini. Rayn memang terdiam, tetapi otaknya mencari kepingan yang mungkin bisa membantunya.
Julian tidak menyadari bahwa tatapan Rayn sedang fokus pada seseorang. Dirinya sedang sibuk dengan siluet orang yang ia yakini sedang mengikutinya.
Pintu lift akhirnya tertutup dengan sendirinya.
Rayn memilih untuk menyerah daripada pusing memikirkan hal yang belum pasti.
Mungkin ia hanya seorang yang mirip dengan kawannya di masa lalu. Prasangka yang cukup logis, tetapi hati kecil Rayn masih merasa belum puas untuk mengambil kesimpulan akan hal itu.
Rayn terdengar ingin menyerah, tetapi di sisi lain hatinya tengah termakan oleh rasa penasaran.