Banyak hal yang membuat orang untuk memilih putus asa sebagai jalan hidupnya. Mereka mundur, kemudian menyerah. Namun, hanya beberapa orang yang bertahan karena satu alasan.
Alasan itu mungkin menguatkan sekaligus menghindarkan dirinya dengan sebuah pilihan atas penyerahan.
Julian masih memandang meja kantin yang berwarna hitam legam itu. Beberapa momen saat ini mengingatkan dirinya akan seseorang yang baik kepadanya.
Ia menyunggingkan salah satu sudut bibirnya, kemudian memandang kembali Rayn yang melihatnya dengan perasaan heran.
"Pak? kenapa nggak pesen?" tanya Rayn sekali lagi. Mungkin ini sudah beberapa kali bagi Rayn untuk menanyakan hal yang sama kepada Julian. Namun, Julian masih bergeming ketika melihat Rayn yang sepertinya menginginkannya untuk bergabung.
"Pak, saya tidak apa-apa." Julian tersenyum dan mempersilakan Rayn untuk makan terlebih dahulu.