Julian tanpa tersadar juga ikut tertidur di atas kursi yang tak jauh dari tempat tidur Rayn.
Mendadak, seluruh tubuhnya sakit dan nyeri. Mungkin karena posisi tidur yang tidak nyaman. Atau mungkin ia sedang memikirkan sesuatu yang tidak bisa ditunda olehnya.
Ada perasaan cemas ketika Jenni datang kemari. Ia pikir akan ada perdebatan atau malah Jenni menawarkan sesuatu yang membuat Rayn goyah.
Rayn memang goyah dari awal. Namun, ia rasa tidak seharusnya seseorang yang bukan berada dalam lingkarannya ikut mengatakan sesuatu.
Syukurlah, Nona Jenni tidak mengatakan apa-apa selain menyarankan Tuan Rayn untuk menerima jabatan itu.
Julian beranjak dari kursi seraya menggerakkan tangan dan lehernya yang mulai kaku. Sudah tiga hari sejak penembakan itu terjadi dan ia masih ada di sini untuk menjaga Rayn.
Anak ini tidak memiliki siapa-siapa kecuali teman-teman ayahnya yang setia.