Rayn menangkap tatapan yang aneh dari Jenni. Namun, ia ragu apakah perlu menanyakan masalah itu kepada Jenni. Atau lebih baik dirinya diam saja dan menunggu untuk Jenni bercerita.
"Jen? Kamu mau makan nggak? Aku pingin makan, nih." Rayn memecah keheningan yang terjadi di antara mereka.
Jenni berharap bisa lebih lama di sini. Namun, ia tidak bisa. "Jangan sekarang, Rayn." ia menatap Rayn sambil mendekatinya, "lain kali saja. Aku janji. Mungkin besok? atau lusa? atau kita akan makan di rumahmu?"
Rayn tersenyum. "Baiklah, kalau kamu mau pergi ke kantor."
"Oke, aku harus kembali ke kantor. Aku akan kembali lain waktu," kata Jenni setelah melihat arloji. "Aku harus buru-buru ke sana. Selamat tinggal. oh, maksudku, sampai jumpa!"
Rayn mengangguk seraya melambaikan tangannya yang tidak terluka
Jenni berpamitan dengan Julian yang masih berdiri di tempat sama, di dekat tempat tidur. Julian mengantarkan Jenni sampai ke pintu kemudian memberikan salam.