"Apa kamu punya masalah?" tanya Arini pada Sean.
Sean menatap Arini.
"Tidak ada. Maaf Sayang, aku sedikit tidak memperdulikanmu. Aku sangat lelah, pekerjaanku masih banyak yang menumpuk," jawab Sean berdalih.
"Maaf Sean, aku menempatkanmu pada situasi seperti ini," ujar Arini.
Sean tersenyum seraya menarik tubuh Arini untuk dipeluknya. "Sstt jangan bicara seperti itu! Semua itu sudah pilihanku," ujar Sean.
"Sean!" panggil Arini lirih. Ia sedikit mendongak ke atas untuk melihat wajah Sean.
"Heem, apa?"
Cup...
Arini tiba-tiba mengecup singkat bibir Sean, membuat Sean membeku seketika karena saking tak percayanya, mata berkedip berkali-kali.
"Terimakasih Sean, selama ini kamu selalu ada buat aku dan Noe. Mau menungguku beberapa tahun ini, hingga akhirnya kamu berhasil membuka perlahan hatiku," ujar Arini. Ia menatap penuh bola mata Sean yang berwarna keabu-abuan itu.