Perhitungan vote dimulai.
"Amplop di tangan saya ini adalah yang terakhir, yang mana akan menentukan siapa yang berhak menjadi CEO baru DC Group."
Pembicara dari acara itu mulai membuka amplopnya perlahan. Wajahnya tidak bisa ditebak oleh siapapun yang ada di ruangan itu, termasuk Ardan dan Martin.
Sejujurnya jantung Ardan berdegup sangat kencang karena gugup juga takut. Ia tiba-tiba teringat dengan perkataan sang istri tadi malam.
"Sayang, jika aku tidak memenangkan acara besok dan aku akan menjadi pria biasa yang tidak memiliki jabatan tinggi, apa kamu masih mau bersamaku?"
"Apaan sih kamu bertanya yang tidak-tidak? Kamu pikir aku perempuan gila harta? Andai aku seperti itu sudah aku habiskan uangmu."
"Apapun keadaan kamu, aku tidak peduli. Entah hidup sederhana atau miskin sekalipun karena aku sudah biasa seperti itu. Harta masih bisa dicari bukan, kamu cerdas dan tampan jadi sangat mudah untuk mendapatkan pekerjaan."