"Hubby … eeuhh …!"
"Yes Baby."
"Sa—sakit!"
Arini sedikit menahan gerakan Ardan yang terlalu cepat menghujam liang kenikmatannya, entahlah beberapa hari ini ia merasakan sakit di bagian kewanitaannya dan bagian perutnya ketika bercinta, tidak seperti biasanya. Tubuhnya juga mudah sekali lelah, kepalanya selalu pusing setiap pagi.
"Kau semakin hari semakin nikmat Baby," erang Ardan sambil menghujam sang istri tiada henti.
Arini hanya bisa menahan sakitnya, ia tidak tega melihat Ardan yang selalu meminta bercinta.
Beberapa saat kemudian, Ardan pun mencapai pelepasannya. Ia menyemburkan banyak benih di rahim sang istri, berharap diantara banyaknya benih yang semburkan akan ada satu benih yang bersemi di rahim Arini, walaupun sebenarnya ia takut. Tapi Ardan berusaha menghilangkan rasa takutnya, ia yakin Arini dan calon anaknya nanti akan bertahan dan berjuang bersama.
Haah … Haah …
Arini benar-benar kelelahan, ia langsung memejamkan matanya.