"Sayang, ayo kita masuk? Aku belum mandi sejak tadi."
Ardan bergelayut manja di bahu sang istri. Berulang kali ia mengajak Arini, tapi Arini tidak menghiraukannya. Arini sibuk berbincang dan bercanda dengan para pelayan wanita maupun laki-laki yang ada di sana. Ardan hanya menyahut beberapa kali pembicaraan mereka dengan singkat.
"Mereka mengganggu sekali," batin Ardan
"Sayang ayo!" Ini kesekian kali Ardan mengajak Arini.
"Apa sih? Kamu kaya anak kecil aja. Kamu bisakan mandi sendiri, ganti baju sendiri, gak usah sama aku. Manja banget!" jawab Arini sambil menggerutu.
"Kamu kan seorang istri, harus menyiapkan segala kebutuhan suaminya kan," ujar Ardan sambil memeluk sang istri yang duduk di sebelahnya.
Arini memutar bola matanya malas, ia tahu betul apa yang sebenarnya ada dipikiran Ardan. Paling-paling nanti jika sudah ada di kamar, Ardan akan mengajaknya bercinta dan bercinta.
"Dasar maniak!" batin Arini