"Ardan maafkan aku."
"Maaf buat apa?"
"Untuk ...," ucap Arini menggantung.
Ardan lalu membawa tubuh Arini kepelukannya.
"Katakan saja!"
Arini menghela napas panjang lebih dulu, mempersiapkan hatinya untuk berkata.
"Karena tubuhku sudah pernah dilihat pria lain," ucap Arini lirih.
"Bukan hanya dilihat, tapi dia pernah ..." Arini tidak mampu melanjutkan ucapannya, ia malu.
Ardan yang tadi terpejam pun membuka matanya, menarik wajah Arini agar menghadapnya. Posisi mereka saat ini saling berpelukan karena baru saja selesai bercinta.
"Sayang, bukankah aku sudah bilang padamu, aku menerima kamu apa adanya. Jangankan hanya dilecehkan, jika kamu saat itu diperkosa aku pun tidak masalah. Lagipula bukan kamu yang menginginkannya, dia yang memaksa saat kamu tidak bisa melawan. Apa arti kenikmatan bercinta jika tidak saling mencintai?" jawab Ardan.