"Arini!" panggil Ardan.
"Sayang kamu dimana?"
Ardan berulang kali memanggil Arini namun tidak ada jawaban, di kamar pun wanita itu tidak ada. Saat Ardan ingin mencari Arini di kamar satunya yang ad ada di lantai bawah, Ardan mendengar isak tangis dari ruang kerjanya, dengan cepat Ardan pun masuk.
"Sayang kamu kenapa?"
Ardan melihat Arini yang duduk di kursi kebesarannya dengan lembaran-lembaran kertas yang berserakan di meja. Perasaan Ardan mendadak tidak enak, jangan-jangan Arini mengetahui semuanya. Perlahan ia pun menghampiri Arini.
"Arini!" panggil Ardan lirih sambil memegang bahu sang istri.
"PERGI!" teriak Arini. Arini yang saat itu posisi kepalanya di atas meja langsung berdiri dan menampar pipi Ardan.
Plak ...
Arini sudah tidak bisa menahan amarahnya, ia benar-benar marah dan lelah dengan semua kebohongan yang Ardan lakukan padanya.
Ardan hanya terdiam, ia mengaku salah saat ini karena sudah tidak menepati janjinya.